"Harga beras premium merek Koi yang sempat tembus harga Rp10.000 per kilogram kini turun menjadi Rp9.800 per kilogram. Normalisasi, meski masih terbatas, juga terjadi pada beras kelas medium dan premium lainnya," kata Kepala Bulog Subdivre Tulungagung, Supriyanto di Tulungagung, Selasa.
Ia meyakini, penurunan harga beras dipengaruhi oleh kegiatan operasi pasar yang masif dilakukan Bulog bekerjasama dengan pemda setempat sejak Jumat.
Tidak tanggung-tanggung, dalam sehari Supriyanto mengaku pihaknya menggelontor sedikitnya tiga ton beras untuk dijual dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp7.300 perkilogram untuk beras kelas medium.
"Untuk beras premium kami lakukan operasi pasar secara terbatas, dengan harga di bawah pasaran saat ini," imbuhnya.
OP beras itu sendiri, kata Supriyanto, dikonsentrasikan di dua pasar tradisional di Tulungagung, yakni di Pasar Ngemplak sebagai pusat operasi pasar yang bersifat statis (menetap), serta pasar-pasar tradisional di masing-masing kecamatan yang dilakukan secara bergiliran.
"Volume yang digelontor menyesuaikan kebutuhan. Rata-rata sekitar tiga ton, tapi jika itu kurang akan kami tambah," jelasnya.
Pelaksanaan OP beras rencananya juga akan dilakukan di Kabupaten Blitar dan Trenggalek.
Di Blitar OP beras dimulai hari ini (Selasa, 3/3) hingga sepekan ke depan, sementara Trenggalek dimulai Rabu (4/3) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Sama seperti pelaksanaan di Tulungagung, Supriyanto mengisyaratkan pihaknya akan menggelar OP beras di dua pasar tradisional yang direkomendasikan pemerintah daerah, dengan volume veras medium dan premium disesuaikan kebutuhan/permintaan pasar.
"Stok beras kami cukup hingga enam bulan ke depan. Ada lebih dari 20 ribu ton, dan yakin ini cukup untuk menggelontor pasokan beras di pasaran sehingga harga yang kini melonjak bisa dinetralisir," ujarnya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015