Jakarta (ANTARA News) - PT (Pesero) PLN, Jumat mengumumkan pemenang tender Proyek percepatan PLTU batu bara 10.000 MW kepada dua investor dari China. PLTU I Banten (1x600-700 MW) dimenangkan oleh CNTIC - Consortium dengan harga pembangkitan Rp378.25 per kwh setara dengan 4,125 sen dolar AS, kata Ketua Pelaksana lelang PLTU Batubara 10 ribu MW, Chairudin Matondang di Jakarta, Jumat. Sedang PLTU 2 Suralaya dimenangkan oleh Harbin Power Engineering & MSH Energi, katanya, seraya menambahkan harga pembangkitan Rp385.76 kwh setara dengan 4.206 sen dolar AS per kwh. Menurutnya, baik PLTU 1 maupun PLTU 2 sumber pendanaannya dari China Exim Bank. Panitia memenangkan kepada dua investor itu bukan karena semata-mata harga, tetapi juga melihat kinerja perusahaan dan track record perusahaan tersebut, katanya. Bambang Tetuko, salah satu anggota panitia lelang menjelaskan, semua proses lelang telah ditempuh sesuai dengan prosedur. Ia menyebutkan harga masing-masing dari 4 bider terhadap lelang PLTU 1 di Banten Jabar, yakni, CNTIC Consortium, Rp378,26 setara dengan 4,124 cent dolar AS, Shanghai-Maxima Infrastruktur menawar Rp378,97 per kwh setara dengan 4.132 cent dolar AS per kwh, Dongfang Electric Corp Dalle, Marubeni-Dosan bekerjasama dengan PT Tripatra yang menawar Rp414,59 per kwh setara dengan 4.520 sen dolar AS, dengan menggunakan sumberdana JBIC, Japan Commercial dan Kexim. Bambang menambahkan, harga penawaran PLTU 2 Jawa Timur (1x600-700 MW) adalah Harbin Power Enginering, Shanghai-Maxima Insfratruktur dengan harga penawaran Rp398,42 per kwh setara 4.344 sen dolar AS, China Hudian Corp harga penawaran Rp420,,95 per kwh dengan gross output 6.221 MW dan Maubeni Dosan dengan harga penawaran Rp421,07 per kwh setara 4,4591 sen gross output 700 MW. Ia mengatakan, semua peserta lelang berasal dari asing dengan mitra lokal. "Investor lokal jika ikut tender harus mempunyai dana sekitar Rp6 triliun, sementara tidak ada bank pemerintah yang mau mengucurkan investasi itu," kata Bambang. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006