Beberapa anjungan di acara bertemakan "Indonesian Culture Exhibition 10th" itu ramai dikunjungi mahasiswa NTUST dari berbagai negara, termasuk mahasiswa asal Taiwan.
"Ini merupakan kegiatan tahunan. Tahun ini kami gelar selama dua hari. Pada tahun-tahun sebelumnya hanya sehari," kata Ketua Panitia "Indonesian Culture Exhibition 10th", Sasongko, di Taipei, Selasa.
Pihaknya menggelar acara tersebut tidak pada hari libur itu bertujuan untuk menggaet sebanyak-banyaknya pengunjung dari kalangan mahasiswa.
"Kalau hari libur, justru malah sepi. Oleh sebab itu, kami sengaja menggelar acara ini pada hari aktif," katanya didampingi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan, Imam Adipurnama, mengenai acara yang dibuka oleh Kepala Bidang Budaya dan Pariwisata Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Agung Sepande, itu.
Para pengunjung yang kebanyakan mahasiswa Taiwan dan dari berbagai negara itu mendapatkan kesempatan belajar menulis aksara Jawa, membatik, menjajal permainan tradisional, dan mencicipi makanan khas Nusantara.
Selain itu, para pengunjung juga bisa mencoba memainkan alat musik tradisional, seperti angklung dan kendang, bermain wayang kulit dan wayang golek, serta foto dengan mengenakan pakaian tradisional Nusantara.
Anjungan foto pakaian tradisional, belajar membatik, dan menulis aksara Jawa paling diminati para pengunjung. Mereka mendapatkan bimbingan dari para mahasiswa NTUST yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Makanan Indonesia terkenal karena pedasnya. Kami sangat menyukainya," ucap Sarah, mahasiswa NTUST asal Kenya, saat mendapatkan kesempatan mencicipi soto dan wedang ronde.
Meskipun tidak sama dengan cita rasa masakan di negaranya, dia merasa makanan Indonesia cocok dengan lidahnya.
"Selama di Taiwan ini kami juga sering membeli makanan khas Indonesia yang dijual di dekat masjid di Taipei karena jelas kehalalannya," kata Hawa, mahasiswa NTUST asal Gambia, menimpali.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai atraksi kesenian tradisional dan promosi objek-objek wisata Nusantara. Bahkan, para pengunjung juga antusias mengikuti pelatihan membuat rujak uleg.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015