Bisa dikatakan, Indonesia sudah bisa menakar seberapa kekuatan Iran

Palembang (ANTARA News) - Petenis nasional Christopher Rungkat optimistis tim Indonesia dapat menundukkan Iran pada babak kualifikasi Piala Davis putaran pertama grup II Zona Asia Oceania di Palembang, Sumatera Selatan, 6-8 Maret 2015.

Ia yang dijumpai sesuai menjajal lapangan menjelang pertandingan di Lapangan Tenis Bukit Asam Jakabaring, Palembang, Selasa, mengatakan rasa percaya diri ini dilatari kesuksesan Tim Indonesia mengalahkan Iran pada ajang serupa di Teheran tahun 2011.

"Ketika itu Iran bermain di hadapan pendukung mereka sendiri tapi saya dan teman-teman bisa mengalahkan. Kini pertandingan digelar di Palembang, kenapa kita tidak yakin. Tidak salah jika kiranya saya optimitis bisa menang," kata Christo, sapaan akrabnya yang dijumpai seusai latihan.

Ia mengemukakan, secara tim, Indonesia berada di atas Iran karena ia sendiri berada pada peringkat 579 dunia, disusul David Agung Susanto yang berperingkat 1682 dunia. Kemudian, dua pemain lainnya Aditya Hari Sasongko, dan Sunu Wahyu Trijati sudah berpengalaman memperkuat Tim Davis Indonesia.

Sementara, Iran, diperkirakan masih mempertahankan komposisi pemain pada 2011 yang hingga kini untuk tunggal putranya masih berperingkat di bawah Christo.

"Bisa dikatakan, Indonesia sudah bisa menakar seberapa kekuatan Iran. Mereka pasti akan kesulitan bermain di sini, karena rata-rata merupakan petenis lapangan tanah liat. Sementara, nanti di pertandingan memakai lapangan keras," ujar dia.

Christo pun berharap, pertandingan di Palembang ini membawa berkah karena dalam lima tahun terakhir selalu berhasil membawa medali, seperti pada SEA Games tahun 2011 dengan tiga emas, dan ASEAN University Games dengan dua emas.

Sementara, pelatih nasional Roy Therik mengatakan meski Indonesia lebih unggul di atas kertas namun Tim Nasional Piala Davis tidak mau lengah mengingat petenis lapangan tanah liat memiliki keunggulan sendiri.

"Mereka kuat dengan permainan reli karena bola jatuhnya lebih lambat, ini bisa jadi keuntungan karena bermain di lapangan keras, tapi bisa juga jadi bumerang buat Indonesia jika tidak cerdik memanfaatkannya karena terpancing permainan lawan," kata dia.

Namun, ia menambahkan, langkah yang paling efektif dilakukan Christo dan kawan-kawan dalam mempecundangi Tim Iran yakni mengajak bermain cepat sejak awal pertandingan.

"Intinya memberikan tekanan dari awal, agar pemain Iran terjebak dalam situasi karena tidak sempat untuk beradaptasi dengan bola-bola cepat khas lapangan keras," kata dia.

Tim Piala Davis Indonesia ditargetkan Pengurus Pusat Pelti menembus final Grup II Zona Asia Oceania seperti yang pernah dicapai pada tahun 1982 dan 1988.

Untuk mencapai target ini bukanlah perkara mudah, karena jika memenangi pertemuan dengan Iran maka masih harus berhadapan dengan Pakistan atau Kuwait.

Jika lolos ke final Grup II Zona Asia Oceania, maka Indonesia akan melawan tim pemenang antara pertemuan Taiwan vs Lebanon dengan Filipina vs Srilanka.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015