Biaya pengurusan visa untuk mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Malaysia masih mahal hingga 3.000 ringgit. Kita berupaya agar biayanya dikurangi
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Warga Negara Indonesia (WNI) yang kuliah di perguruan tinggi di Malaysia, bisa menarik nafas lega karena terhitung efektif 1 Maret 2015 telah diberlakukan visa dua tahun bagi mahasiswa Indonesia.
Kebijakan baru tersebut diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah visa mahasiswa Indonesia di Malaysia, terkait periode berlakunya visa yang lebih panjang dibandingkan sebelumnya (1 tahun) dan menekan biaya yang dikeluarkan mahasiswa.
Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Dr. Ari Purbayanto, Senin menjelaskan ia memperoleh kepastian mengenai kebijakan itu dari pihak otoritas pengurusan visa yang berada di bawah satu kelembagaan baru, yaitu Education Malaysian Global Services (EMGS).
"Hari Jumat lalu (26/2), Encik Mohd. Yazid bin Abd. Hamid (dari EMGS) berkomunikasi dengan kami via telpon menyampaikan berita bahwa implementasi visa 2 tahun bagi mahasiswa Indonesia telah mendapatkan persetujuan dari Jabatan Imigresen Malaysia, dan berlaku efektif mulai 1 Maret 2015," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi oleh para mahasiswa Indonesia di Malaysia adalah soal visa izin belajar dan tinggal selama melaksanakan studi.
Masalah tersebut memberikan konsekuensi terhadap 8.170 mahasiswa Indonesia di Malaysia.
Atas dasar tersebut telah disepakati Nota Kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang menyepakati izin belajar dan izin tinggal pelajar serta visa untuk program pendidikan tinggi yang ditandatangani bersama oleh Mendikbud Muhammad Nuh dan Menteri Pendidikan II Malaysia Haji Idris Jusoh pada 19 Desember 2013.
Salah satu hal penting dalam MOU tersebut adalah kesepakatan izin belajar dan izin tinggal serta pemberlakuan visa pelajar/mahasiswa kedua negara dengan masa berlaku 2 tahun, dua kali masa perpanjangan, dan dapat diperpanjang selama studi baik di perguruan tinggi negeri (IPTA) maupun perguruan tinggi swasta (IPTS).
MOU ini efektif berlaku sejak ditandatangani untuk masa enam tahun dan secara otomatis dapat diperpanjang setiap tahun, kecuali salah satu negara mengusulkan pemberhentiannya.
Oleh karenanya, lanjut Ary, persetujuan pemberian visa dua tahun untuk mahasiswa Indonesia di negara ini diharapkan akan memacu semangat mereka selama masa pendidikannya.
Sementara itu, pihak Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur juga masih terus berupaya agar biaya pengurusan visa untuk mereka yang kuliah di universitas swasta di negara ini bisa dikurangi.
"Biaya pengurusan visa untuk mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Malaysia masih mahal hingga 3.000 ringgit. Kita berupaya agar biayanya dikurangi," ungkap dia.
Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015