Doha (ANTARA News) - Cabang berkuda membalikkan keraguan banyak pihak atas kemampuan mereka ketika merebut medali perunggu di nomor eventing Asian Games 2006 Doha yang berlangsung di Doha Racing and Equestrian Club, Jumat. Tim Indonesia yang diperkuat Asep Lesmana dengan kuda Aswatama Nottage, Dikie Mardiyanto (Aswatama R-Jay), Bambang Endarjanto Sumarsono (Aswatama Frankie) dan Andry Prasetyono (Astama Sportzgirl) berada di peringkat ketiga setelah tuan rumah Qatar dan Jepang. Mereka mampu menyisihkan tiga negara peserta lainnya, yaitu India, Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia, saingan terberat di Asia Tenggara. Tim dengan atlet dan kuda yang berasal dari klub Aswatama Bandung itu mencatat jumlah penalti 230.20, sementara tuan rumah Qatar mencatat penalti 182.30, disusul Jepang dengan penalti 204.10. Nomor eventing (three days event) yang diikuti Indonesia itu menggelar pertandingan selama tiga hari yang merupakan gabungan dari tunggang serasi, cross country dan show jumping. Bagi Qatar, sukses tersebut merupakan medali emas pertama sejak Asian Games 2006 digelar 1 Desember lalu. Dengan perolehan satu perunggu tersebut, Indonesia secara keseluruhan memperoleh satu emas, satu perak dan lima perunggu. Untuk sementara posisi Indonesia dalam klasemen perolehan medali tidak banyak berubah dan masih berada di urutan ke-19. Untuk kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia masih terpuruk di peringkat kelima, seperti di SEA Games 2005 Manila, yaitu dibawah Thailand yang mengumpulkan empat emas, sembilan perak dan 12 perunggu, disusul Malaysia (2-4-3), Singapura (2-3-5) dan Vietnam (1-3-3). Manajer tim berkuda Indonesia LIna Ardo Hardy yang dihubungi melalui telepon mengatakan bahwa kepastian perolehan medali perunggu tersebut memang baru diumumkan panitia Jumat pagi waktu setempat. Namun Lina belum bisa berkomentar panjang lebar mengenai sukses tersebut karena bertepatan dengan akan diadakannya upacara pengalungan medali. "Nanti tolong dihubungi lagi ya, kami sekarang sedang bersiap untuk mengikuti upacara penyerahan medali," kata Lina. Hasil yang diperoleh tim berkuda Indonesia merupakan jawaban atas keraguan banyak pihak di Tanah Air bahwa berdasarkan pengalaman terdahulu, cabang berkuda tidak akan bisa bersaing di pesta olahraga terbesar di Asia itu. Bahkan KONI Pusat hanya menargetkan tim berkuda yang mengadalan pelatnas dengan biaya sendiri di Australia itu dengan menembus empat besar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006