Untuk pengiriman, PT Pos memastikan sampai paling lambat tiga hari, sementara pengiriman lokal bisa sampai ke tujuan dalam sehari sebagai garansiPalembang (ANTARA News) - Pempek makanan khas Palembang Sumatera Selatan menembus pasar negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Thailand dengan volume mencapai delapan ton per bulan.
"Ekspor makanan khas yang bahan bakunya dari tepung terigu dicampur dengan ikan air tawar itu dihaluskan sebagai upaya mempromosikan kuliner khas daerah ke dunia," kata Kepala Kantor Pos Palembang, Rodi Hermawan, dalam pertemuan mitra pelaku industri ekonomi kreatif, di Palembang, Sabtu.
Ia menjelaskan ekspor makanan khas yang dapat dibentuk bulat sebesar telur ayam ataupun panjang yang disantap dengan dilengkapi kuah (cuka istilah Palembang) yang terkenal enak itu dikirim melalui layanan jasa Kantor Pos Indonesia, sehingga dapat dinikmati warga sejumlah negara di kawasan ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand.
Menurut Rodi Hermawan, pengiriman pempek ke sejumlah negara ASEAN tersebut dilakukan PT Pos Indonesia cabang Palembang bekerja sama dengan 19 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pemegang merek pempek yang ada di daerah ini.
"Untuk pengiriman, PT Pos memastikan sampai paling lambat tiga hari, sementara pengiriman lokal bisa sampai ke tujuan dalam sehari sebagai garansi, sehingga bila tidak tepat waktu atau rusak akan diganti sesuai dengan barang dikirim," katanya.
Sejak dimulai layanan pengiriman tersebut tahun 2013, ternyata respons diterima pihak PT Pos Palembang cukup bagus dari sejumlah konsumen negara kawasan ASEAN.
Saat ini PT Pos sudah melakukan pengiriman pempek mencapai delapan ton per bulan senilai Rp875 juta atau naik 200 persen dibandingkan tahun 2014.
Ia menilai sekarang ini pempek makanan khas sudah menjadi salah satu dari 17 jenis komoditas andalan ekspor nonmigas Sumatera Selatan.
Setelah dilakukan perluasan jaringan pengiriman pempek, beberapa hari lalu PT Pos setempat sudah menerima kunjungan delegasi Kantor Pos Malaysia dan Singapura.
"Kita memperluas jaringan, karena hanya PT Pos bisa menjangkau dengan memanfaatkan kondisi keterbatasan jasa pengiriman barang yang ada," katanya.
Pewarta: Muhammad Suparni
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015