Kupang (ANTARA News) - Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Kupang, Sudaryono, mengatakan, gemba bumi yang terjadi di Flores Timur Nusa Tenggara Timur kecil kemungkinan mengakibatkan tsunami karena kedalamannya sekitar 572 Km.

"Memang gempa bumi dengan kekuatan 7,1 Skala Richter (SR) sangat berpotensi menimbulkan tsunami, namun tingkat kedalamannya hanya 572 km, sehingga kecil kemungkinannya terjadi gelombang tsunami," katanya di Kupang, Jumat malam.

Karena itu, katanya, warga diimbau untuk tidak panik dengan kejadian alam itu, meskipun harus tetap waspadai, karena gempa tersebut terjadi di dalam laut (termasuk gempa dalam) yang sulit diprediksi sesaat setelah kejadian itu.

Wilayah Flores Timur di ujung Timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat sekitar pukul 21:45 Wita diguncang gempa bumi berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR).

Gempa dengan kedalaman 572 kilometer (km) itu berpusat pada 7.55 Lintang Selatan (LS) - 122.60 Bujur Timur (BT) atau 104 km Barat Laut Flores Timur (NTT), 129 km Timur Laut Sikka (NT), 139 km Barat Laut Lembata (NTT), 312 km Barat Laut Kupang (NTT) dan 1.759 km Tenggara Jakarta-Indonesia.

Rober Ola Bebe, warga Flores Timur yang dihubungi dari Kupang, mengaku kaget dan panik dengan gempa tersebut, namun setelah mendengar berita dari media bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, baru merasa lega.

Gempa dengan kekuatan sebesar 7,1 SR itu getarannya dirasakan warga Kota Kupang, sehingga masyarakat sempat berhamburan ke luar rumah.

Emerensiana Purnawati (40) warga RT.032/RW.013 Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo Kota Kupang dan ibunya Ny Maria Salima (60), berhamburan ke luar dari kediamannya sambil berteriak gempa..., seketika merasakan getaran dari gempa tersebut.

"Setelah mendengar berita dari TVOne bahwa gempa tersebut untuk sementara tidak berpotensi tsunami, barulah mereka kembali masuk rumah," katanya.

Kepala Stasiun Geofisika Klas I Kupang, Sudaryono, mengatakan hingga pukul 22.45 Wita, belum ada laporan dari Flores Timur terkait apakah terjadi kerusakan atau dampak lain dari gempa tersebut.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015