"Gas panas itu awalnya muncul pada Kamis sore, tapi kecil. Semakin lama dibiarkan, kenapa hawanya semakin panas keluar dari dalam lantai rumah," kata Mahnun (42), anak Nim, di Mataram, Jumat.
Gas panas tersebut muncul dari lantai ruang depan rumah Nim yang mulai diketahui penghuni rumah sejak Kamis (26/2) sore. Karena penasaran, Mahnun mencongkel lantai rumahnya dengan linggis.
Setelah mencongkel, kata Mahnun, justru dari sumber hawa panas tersebut mengeluarkan asap dan tanahnya pun panas. Karena khawatir asap yang keluar mengandung racun, lantas Mahnun kemudian menutupnya kembali.
Mengetahui hal itu, Mahnun langsung melaporkannya kepada kepala lingkungan setempat. Saat ini, seluruh barang yang mudah meledak sudah dijauhkannya dari sumber hawa panas tersebut.
Sementara itu, Kapolsek Ampenan Kompol Arief Yuswanto mengatakan bahwa pihaknya telah memasang garis polisi di sekitar lubang panas dan mengimbau kepada pemiliknya untuk mengosongkan seluruh isi rumah.
"Kami sudah mengambil langkah awal dengan memasang garis polisi dan sudah berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai temuan warga ini," katanya.
Selain berkoordinasi dengan Lurah, Arief juga telah menginformasikannya kepada camat, BLH, maupun Dinas Pertambangan dan Energi NTB guna memastikan kejadian tersebut.
"Sampai saat ini kami belum bisa memastikan mengenai gas itu, pihak terkait sedang mencoba mengidentifikasi di lokasi," ucapnya.
Di tempat terpisah, Rahmat, anggota Tim Pengujian Energi dari Distamben NTB memastikan bahwa hawa panasa yang muncul dari lantai rumah warga itu tidak mengandung gas, melainkan adanya kesalahan pemasangan instalasi listrik tumag atau biada disebut "arde".
"Itu bukan gas, cuma ada kesalahan dalam pemasangan arde saja," ucapnya.
Terkait hal itu, pihaknya telah memutus aliran listrik di wilayah tersebut dan dirinya telah mengimbau kepada warga setempat untuk menjauhi lokasi kejadian sampai teknisi dari PLN datang mengecek dan memperbaikinya.
Sehingga, akibat temuan tersebut, untuk sementara waktu ini, Nim beserta anaknya Mahnun diungsikan ke rumah anak tertuanya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015