Kita akan memberlakukan 50 persen terlebih dahulu dari kapasistas penonton, sisanya masih bisa menggunakan tiket biasa, dan ini sudah dalam tahap memulai pelaksanaan,"
Lamongan (ANTARA News) - Manajemen tim berjuluk "Laskar Joko Tingkir" Persela Lamongan merencanakan setiap pertandingan tim kebanggaan warga Lamongan tersebut akan memakai tiket eletronik.
Humas Persela, Arief Bachtiar, di Lamongan, Jumat, mengatakan pada tahap awal akan diberlakukan sekitar 50 persen terlebih dahulu, sisanya masih menggunakan tiket konvensional atau seperti biasa.
"Kita akan memberlakukan 50 persen terlebih dahulu dari kapasistas penonton, sisanya masih bisa menggunakan tiket biasa, dan ini sudah dalam tahap memulai pelaksanaan," ucapnya.
Arief menjelaskan penggunaan tiket elektronik akan dilakukan dengan kerja sama salah satu bank terbesar di Indonesia milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menggunakan pintu elektronik di setiap stadion.
"Untuk infrastrukturnya pelan-pelan akan dibangun Pemkab Lamongan, namun sistemnya kita bekerja sama dengan bank terbesar milik BUMN dan di setiap sudut pintu akan dipasang pintu elektronik," katanya.
Arief mengatakan mekanisme penggunaan tiket eletronik sama seperti yang dilakukan di sejumlah pusat perbelanjaan, yakni dengan menggunakan uang elektronik dalam bentuk kartu.
Ia menjelaskan penggunaan tiket elektronik untuk pertandingan sepak bola akan dilakukan bersamaan dengan enam klub Liga Super Indonesia (LSI) lainnya yang juga berencana menggunakan sistem yang sama.
"Ini adalah program bersama, namun enam klub yang juga berencana menggunakan tiket elektronik itu saya tidak tahu klub mana saja, yang jelas penggunaan tiket elektronik ini tidak hanya di Lamongan," katanya.
Arief menjelaskan penggunaan tiket elektronik akan mempermudah akses penonton atau suporter Persela Lamongan untuk masuk ke stadion, sebab tidak perlu berlama-lama antri serta tidak perlu membayar parkir.
Sebelumnya, dalam menghadapi LSI 2015, Persela Lamongan menargetkan masuk papan atas atau posisi tiga besar, sebab musim lalu hanya berada di empat besar.
Pewarta: Abdul Malik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015