"Kami perlu Puskesmas terapung. Tapi Puskesmas terapung ini masalahnya operasional," kata Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Muhammad Sani di Batam, Jumat.
Biaya operasional Puskesmas terapung diperkirakan sangat besar. Selain untuk bahan bakar kapal, juga dibutuhkan dana lebih besar untuk membawa dokter berkeliling, termasuk penyiapan obat dan lainnya.
Meski begitu, Gubernur menyatakan akan berupaya untuk menyari dana operasional Puskesmas terapung agar bisa segera dijalankan.
"Akan dipikirkan, apakah dari APBD Perubahan, kami akan cari sumbernya," kata Gubernur.
Puskesmas terapung itu, terutama untuk kabupaten kota selain Batam, yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang baik
Di tempat yang sama, Kepala Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Kota Batam Fahrurozi menyarankan agar pemerintah memerbanyak puskesmas di pulau-pulau demi pelayanan kesehatan yang maksimal.
BPJS juga siap bekerja sama dengan Puskesmas di pulau-pulau penyangga untuk memberikan jaminan kesehatan yang sama dengan masyarakat di pulau utama.
"Bukan tidak mungkin ada spesialis di Puskesmas Pulau," kata dia.
Ia juga menyarankan agar kelas Puskesmas di pulau ditingkatkan dengan memberikan pelayanan rawat inap dan sebagainya. Dengan begitu, warga yang tinggal di pulau tidak perlu sulit bepergian ke pulau utama demi mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal.
"Nanti bisa diklaim di BPJS," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan meminta seluruh perawat dan bidan yang bertugas di Puskesmas pulau untuk menetap di sana.
Perawat dan bidan harus berada di pulau tempat ditugaskan demi memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan secepatnya. Jangan sampai dokter dan bidan tidak berada di tempat saat masyarakat membutuhkan.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015