Bojonegoro (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, akan menggelar Festival "Watu Aji", yang akan diikuti komunitas pengemar batu akik di daerah setempat, juga dari luar daerah, April.
"Ada 30 komunitas penggemar batu akik di daerah kami, yang siap mengikuti Festival "Watu Aji", juga luar daerah seperti pengemar batu akik Magetan, menyatakan akan ikut hadir," kata Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkab Bojonegoro Suyanto, di Bojonegoro, Jumat.
Mengenai waktu pelaksanaan, kata dia, masih dimatangkan bersama dengan 30 komunitas penggemar batu akik di daerahnya, yang jumlahnya ratusan penggemar "batu akik", juga pola pelaksanaannya.
"Pola pelaksanannya ada festival yang hanya boleh diikuti peserta yang memiliki "batu akik" produksi Bojonegoro," jelasnya.
Menurut dia, di daerahnya juga memiliki potensi batu akik, di antaranya, di Desa Njari, Kecamatan Gondang, yang dikenal sebagai daerah penghasil "onyx", juga di Kecamatan Kalitidu.
"Di Kecamatan Kalitidu, juga memiliki potensi "batu akik", yang diperoleh warga dari Situs Mlawatan," jelasnya.
Kegiatan lainnya, lanjut dia, juga digelar bursa "batu akik" yang bisa diikuti semua penggemar "batu akik" baik lokal maupun luar daerah.
"Di bursa ini masyarakat bisa melihat pameran "batu akik", sekaligus melakukan jual beli "batu akik"," tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan kegiatan Festival "Watu Aji" ini merupakan salah satu dari lima kegiatan andalan budaya dan kesenian dalam memeriahkan HUT Bojonegoro.
Lainnya, lanjutnya, "Grebeg Jonegaran", Festival Bengawan Solo, "Dance" Thengul, dan sejarah budaya dan wisata.
"Lima acara budaya yang kami gelar pada 2015 tersebut diharapkan bisa menjadi acara unggulan program kebudayaan dan kesenian di Bojonegoro," kata Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, menambahkan.
Ia menyebutkan acara "Dance" Thengul menjadi andalan, karena akan melibatkan 1.200 penari thengul, di agendakan masuk catatan musium rekor dunia-Indonesia (MURI).
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015