Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengungkapkan motif pengiriman paket bom di Bekasi, Jawa Barat, tidak terkait dengan terorisme.
"Kita amankan tiga tersangka terdiri atas dua pelaku berkaitan dengan ancaman bom dan seorang pelaku bermotifkan pemerkosaan," kata Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono di Jakarta, Jumat.
Unggung menuturkan semula pelaku mengirimkan bingkisan paket dalam kotak sepatu kepada seorang juru parkir berinisial E.
Petugas parkir itu kemudian menyerahkan bingkisan tersebut kepada salah satu korban, yang setelah membukanya melihat kabel lalu melapor ke Kepolisian Resor Bekasi Kota.
Selanjutnya Tim Gegana Brimob menuju tempat kejadian perkara guna mengidentifikasi bingkisan berisi benda mencurigakan tersebut.
Unggung menyebutkan pasukan Gegana memastikan isi bingkisan tersebut merupakan rangkaian bom dengan daya ledak randah lalu mengurainya sesuai prosedur operasi standar.
Mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur itu mengungkapkan otak pelaku di Bekasi itu bukan termasuk jaringan teroris namun telah belajar mengenai bahan peledak sejak kecil untuk menangkap ikan.
Unggung menambahkan otak pelaku yang mengirimkan paket bom kepada korban berinisial C, yang diduga telah memperkosa putri tersangka.
Aparat Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya juga menangkap pelaku berusia 18 tahun yang diduga terlibat ancaman bom di Gedung VOA Kuningan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Unggung menyatakan pelaku yang tergolong berusia remaja itu mengirimkan ancaman bom karena dendam.
"Pelaku ditangkap di Medan, Sumatera Utara," ungkap Unggung.
Sementara terkait kasus letupan bahan peledak di ITC Margonda Depok, Jawa Barat, Unggung mengatakan polisi masih menyelidiki pelakunya.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015