Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) memperluas uji pasar konversi bahan bakar minyak tanah ke elpiji ukuran 3 kg, untuk warga di Jakarta dan Tangerang dengan target pemakai 25.000 Kepala Keluarga (KK). Perluasan ini bertujuan untuk mempelajari aspek atau kendala-kendala yang mungkin timbul dalam pendistribusian elpiji dalam jumlah besar, kata General Manager (GM) Gas Domestik Pertamina, Nasrullah Akhsan, di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan hal itu usai pelaksanaan perluasan uji pasar elpiji tersebut di Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta. Menurut Nasrullah, perluasan uji pasar ini didasarkan atas keberhasilan pelaksanaan sebelumnya pada Agustus 2006 di Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, yang melibatkan 500 KK. "Respon yang diperoleh dari uji pasar awal sangat positif karena 99 persen responden menyatakan tetap akan menggunakan elpiji 3 kg dan tidak akan menggunakan minyak tanah lagi," katanya. Atas dasar itu, uji coba penggunaan elpiji 3 kg diperluas mulai 8 Desember ini, di Kelurahan Cempaka Baru serta di Kelurahan Pabuaran, Karawaci, Tangerang. Dari 25.000 KK peserta uji coba perluasan pasar elpiji 3 kg, di Cempaka Baru, pesertanya mencapai 18.715 KK dan di Karawaci Tangerang sebanyak 6.285 KK. Dipilihnya kedua daerah ini, menurut Nasrullah, karena pertimbangan tingginya rasio penggunaan minyak tanah di daerah tersebut. Uji pasar ini akan mendata setiap konsumen rumah tangga pengguna minyak tanah dan membagikan paket kompor gas dan tabung elpiji isi 3 kg ke masing-masing rumah. Pelaksanaan perluasan uji pasar akan dikontrol dan dipantau melalui penggunaan kartu kendali yang akan dibagikan kepada setiap KK peserta uji coba, katanya. Semua perangkat yang terdiri dari satu tabung elpiji 3 kg dan isi gas perdana, satu unit kompor gas, selang, klem dan regulator diberikan secara gratis. "Namun untuk isi ulang warga diharuskan membeli sebesar Rp12.750 per 3 kg dengan cara tukar tabung kosong dengan yang isi," katanya. Dari hasil uji coba terhadap 500 KK, menurut nasrullah, sebagian besar menyatakan bahwa penggunaan elpiji lebih hemat dibandingkan minyak tanah karena pengisian ulang untuk tabung isi 3 kg baru dilakukan setelah pemakaian 7-10 hari. "Sebanyak 97 persen peserta uji coba mengatakan bahwa penggunaan elpiji lebih hemat sekitar Rp3.000 per minggu dibandingkan minyak tanah," katanya. Menurut Manajer Gas Domestik Pertamina Wilayah III Jakarta Agus Gumawan, pelaksanaan perluasan pasar ini melibatkan 10 agen elpiji 3 kg dan 11 pangkalannya. Perinciannya, enam agen elpiji 3kg dan enam pangkalan eks-minyak tanah akan mendistribusikan di Kecamatan Kemayoran, dan empat agen elpiji serta lima pangkalannya mendistribusikan di kecamatan Karawaci. Agen dan pangkalan eks-minyak tanah yang berpatisipasi dalam program tersebut, alokasi minyak tanahnya akan ditarik setara dengan jumlah energi elpiji yang disalurkan kepada masyarakat. Ukuran kesetaraan yang telah ditetapkan adalah 1kg elpiji sama dengan 1,74 liter minyak tanah. Secara total program perluasan uji coba pasar bagi 25 ribu KK ini akan mengkonversi pemakaian minyak tanah sebesar 434 kilo liter (KL) per bulan atau setara dengan 250 ton elpiji, kata Agus Gumawan. Program ini dijadwalkan selesai pada akhir 2006 dan pada tahun depan Pertamina menargetkan dapat mendistribusikan elpiji 3 kg hingga 567.000 ton yang mengkonversi sekitar 988.000 KL minyak tanah. "Namun untuk tahun depan belum ditentukan apakah kompor gas dan tabungnya diberikan secara gratis atau tidak. Itu tergantung dari kebijakan pemerintah pusat," katanya.(*)
Copyright © ANTARA 2006