Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro pada paparan kinerja di Jakarta, Kamis, mengatakan perpanjangan batas usia pensiun itu telah mengurangi pembayaran klaim dan meningkatnya dana di perusahaan untuk beban cadangan.
"Kebijakan itu berdampak pada penurunan pengeluaran kami," ujar dia.
Laba Taspen terdongkrak 161,5 persen dibanding 2013 yang sebesar Rp1,32 triliun.
Kenaikan laba itu, dipengaruhi penurunan beban klaim Taspen di akhir 2014 sebesar 20,11 persen menjadi hanya Rp4,33 triliun dari posisi di 2013 sebesar Rp5,42 triliun.
Sedangkan dana cadangan Taspen atau yang biasa disebut beban LMPMD naik 2,03 persen menjadi Rp6,2 triliun dari posisi 2013 senilai Rp6,15 triliun.
"Kewajiban klaim kita yang di 2013 sebesar 414 ribu, tahun lalu (2014) kita hanya selesaikan 225 ribu," kata dia.
Selain dampak kebijakan batas usia pensiun, Iqbal mengatakan laba Taspen juga dipicu oleh meningkatnya hasil investasi hingga 34,7 persen pada 2014 atau sebesar Rp11,2 triliun dibanding 2013 sebesar Rp8,3 triliun.
Alokasi investasi itu berada di instrumen obligasi, sukuk dan KIK EBA sekitar 67,9 persen, deposito 27,3 persen, saham dan lainnya sekitar 4,7 persen.
"Hal itu mendorong total aset investasi pada 2014 sebesar Rp124,2 triliun atau tumbuh 23,4 persen dibanding 2013 sebesar Rp100,7 triliun," kata dia.
Dengan aset investasi sebesar Rp124,2 trilun itu, ditambah aset non investasi Rp37,04 triliun, total aset Taspen tumbuh 18,7 persen menjadi Rp161,3 triliun dari 2013 sebesar Rp135,9 triliun.
Adapun iuran program Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun tumbuh 6,9 persen menjadi Rp14,66 triliun. Sementara ekuitas tumbuh 40,15 persen menjadi Rp14,12 triliun di 2014.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015