Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) segera bertindak menelusuri dugaan praktik mafia beras yang membuat harga beras melambung.
"Perkembangan harga beras saat ini aneh. Pada saat Pemerintah memiliki stok beras banyak yang mencukupi sampai 14 bulan, tapi harga beras melambung tinggi," kata Muhammad Sarmuji pada diskusi "Harga Beras Melambung, Siapa yang Bermain" di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis.
Menurut Sarmuji, harga beras saat ini naik sampai 30 persen, padahal persediaan beras banyak dan tidak ada bencana alam di sentra-sentra produksi beras nasional.
Berdasarkan hukum pasar, kata dia, harga beras akan naik pada saat permintaan tinggi sementara stok beras minim.
Namun, jika stok beras banyak, apalagi mencukupi sampai 14 bulan ke depan, maka harga beras tidak akan naik.
Tapi situasi saat ini, harga beras naik tinggi pada saat stok beras juga tinggi.
"Ini aneh. Saya menduga ada permainan dari pemain besar yang dapat menggerakkan harga beras di pasar," katanya.
Sarmuji memperkirakan modus yang dilakukan pemain besar saat ini dengan menahan beras di gudang sehingga harga naik, karena panen padi baru akan terjadi pada April dan Mei.
Ia menambahkan, pada saat musim panen, para pemain besar atau spekulan akan menjual beras dalam jumlah sangat besar hingga harga beras turun tajam.
"Pada saat itu, pemain besar membeli beras dari petani dengan harga sangat murah, sehingga mendapat dua kali keuntungan," katanya.
Sarmuji meminta KPPU dapat bertindak untuk menulusuri dugaan praktik mafia beras yang permainan harga beras
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015