Jakarta (ANTARA News) - Strategi mengembangkan asuransi mikro syariah dapat dilakukan dengan cara mengenali tipe konsumen muslim dalam merespon produk syariah.
"Tipe konsumen ada empat, yang pertama konsumen apatis, pemahaman produk tidak penting bagi dia yang penting harga produk murah," kata Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Adimarwan A. Karim di Jakarta, Kamis.
Kemudian konsumen tipe rasional, konsumen tipe seperti ini mementingkan fitur-fitur dan kritis terhadap pemahaman produk.
Tipe ketiga adalah tipe universal, tipe konsumen ini menginginkan transparansi dari penjualan produk yang ditawarkan.
Dan tipe yang terakhir adalah tipe "conformist", kelompok konsumen ini lebih mementingkan produk yang benar-benar Islami.
Menurut dia pendekatan kepada masyarakat dalam pengembangan asuransi mikro syariah tidak dapat disamakan karena kebutuhan masing-masing nasabah berbeda yang disebabkan oleh kondisi sosial, ekonomi, budaya dan tempat tinggal yang membentuk konsumen.
"Menggunakan bahasa lokal penting untuk mengenalkan produk syariah kepada masyarakat lokal agar mereka lebih gampang menerima dan mengerti asuransi mikro syariah, tidak perlu menggunakan istilah-istilah yang mereka tidak mengerti," kata dia.
Selain itu ia mengatakan dalam menjalankan bisinis asuransi mikro syariah harus dapat memisahkan yang haram dan halal.
Ketua Umum Asuransi Syariah Adi Praman mengatakan masalah mengembangkan asuransi mikro syariah tidak hanya pada distribusi namun juga pada masalah klaim dan pengaduan.
"Masyarakat yang membeli produk asuransi mikro di koperasi harusnya juga dapat melakukan klaim dan pengaduan di koperasi juga," kata dia.
Ia mengatakan inovasi produk juga dibutuhkan untuk membedakan produk asuransi mikro konvensional dengan produk asuransi mikro syariah yang menjadi daya tarik tersendiri.
Ia menginginkan asuransi syariah kedepannya tidak hanya sebagai pelengkap saja, tetapi juga sebagai pilihan masyarakat.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015