Gemuruh yang terdengar oleh warga di lereng Merapi, selama ini dari cuaca. Karena berada di ketinggian, potensi terjadinya petir bisa lebih sering,"

Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menegaskan suara gemuruh di Gunung Merapi yang sering didengar warga khususnya saat turun hujan berasal dari cuaca dan bukan karena peningkatan aktivitas vulkanis.

"Gemuruh yang terdengar oleh warga di lereng Merapi, selama ini dari cuaca. Karena berada di ketinggian, potensi terjadinya petir bisa lebih sering," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso, Rabu.

Menurut dia, gemuruh dari aktivitas gunung dengan cuaca, memang sulit dibedakan. Warga pun diimbau ketika tidak ada tanda-tanda hujan atau mendung, agar menghubungi ke Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) atau BPPTKG untuk mencari tahu.

"Mungkin warga bingung untuk membedakannya. Silakan menghubungi Pos atau BPPTKG. Kadang kalau di suatu daerah meski terdengar gemuruh tapi cerah, bisa saja di daerah lain sedang hujan," katanya.

Ia mengatakan, untuk petir, ketika itu ada hubungannya dengan aktivitas Merapi, akan muncul di masa erupsi saja.

"Sementara saat ini Gunung Merapi sedang tenang. Saat ini Merapi benar-benar kalem, sedang tenang. Tidak ada aktivitas," katanya.

Warga di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman sering merasa khawatir dan trauma ketika terjadi hujan di lereng Merapi, akhir-akhir ini disertai dengan gemuruh petir yang terdengar. Warga dan bahkan relawan pun merasa sering kesulitan, untuk membedakan apakah ada hubungannya dengan aktivitas gunung api aktif tersebut.

Ketua Komunitas Relawan Forum Peduli Bumi (FPB) di Ngemplak, Sleman, Nanang Setyoaji mengatakan, dari suara yang terdengar, antara gemuruh petir akibat cuaca dengan gemuruh aktivitas Merapi, sangat susah dibedakan.

"Beberapa warga setempat yang trauma terjadinya erupsi pun sering kali menanyakan. Itu suara gunung atau petir. Biasanya warga menanyakan seperti itu. Memang sulit untuk membedakannya," katanya.

Ia mengatakan, dari pengalamannya suara gemuruh aktivitas Merapi ada perbedaan sedikit. Seperti durasinya yang tidak panjang, dan konstan. Namun, ketika itu gemuruh petir akibat awan hujan, tidak teratur.

"Suara aktivitas Merapi gemuruh yang kedua dan ketiga tidak terlalu berbeda jauh dari yang pertama. Tapi kalau petir dari cuaca, tidak teratur," katanya.

Danang mengatakan, agar tidak terkecoh, pihaknya pun terus mengikuti perkembangan aktivitas Merapi dan menanyakan ke pihak terkait, seperti PGM atau BPPTKG Yogyakarta.

Koordinator "Search And Rescue" (SAR) Linmas Kaliurang, Sleman Kiswanta mengatakan di wilayahnya ketika diguyur hujan, seringkali disertai dengan petir.

"Akhiri-akhir ini memang sering terdengar petir saat hujan. Kalau untuk aktivitas Merapi, kami selalu menanyakan ke Pos PGM Kaliurang," katanya.

Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015