Melihat animo yang begitu tinggi dari para investor asing, yang difasilitasi IIPC, kami semakin optimis target investasi Rp3.500 triliun dalam lima tahun ke depan dapat tercapai,"

Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meminta Pusat Promosi Investasi Indonesia (IIPC) sebagai lembaga perwakilan di luar negeri untuk fokus mengejar investasi di lima sektor prioritas.

Kelima sektor prioritas tersebut yakni industri padat karya, industri substitusi impor, industri berorientasi ekspor, hilirisasi, pertanian dan maritim.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, mengapresiasi kinerja IIPC selama ini sudah berjalan baik sebagai ujung tombak dalam memfasilitasi minat investasi para investor di luar negeri.

"Melihat animo yang begitu tinggi dari para investor asing, yang difasilitasi IIPC, kami semakin optimis target investasi Rp3.500 triliun dalam lima tahun ke depan dapat tercapai," katanya.

BKPM memproyeksikan realisasi investasi sepanjang 2015-2019 sebesar Rp3.500 triliun atau dua kali lipat dari realisasi investasi sepanjang 2010-2014 sebesar Rp1.632,8 triliun.

Sebesar 60 persen target investasi dalam lima tahun tersebut diharapkan dapat direalisasikan oleh para perwakilan IIPC dan sisa 40 persennya melalui fasilitasi BKPM di Indonesia.

"Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5,1 persen, pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan baru sebanyak 2 juta setiap tahunnya belum dapat tercukupi. Untuk mencapai perekonomian yang kokoh dan stabil, perekonomian kita harus tumbuh sebesar 7-8 persen. Bagaimana mencapai pertumbuhan tersebut? Tentunya melalui investasi," katanya.

Sejumlah perwakilan IIPC menyampaikan realisasi investasi dari negara pasar tradisional seperti Singapura, Jepang dan Korea Selatan terus menunjukkan peningkatan.

Hal itu diklaim sebagai hasil upaya kegiatan promosi yang dilakukan melalui pertemuan "one-on-one", seminar, pameran investasi serta fasilitasi misi investasi.

Misalnya saja, realisasi investasi Jepang pada 2014 mencapai 647,5 juta dolar AS, meroket dari target yang dipatok sebesar 100 juta dolar AS. Sementara perwakilan di Korea Selatan, yang baru berdiri setahun, mampu memfasilitasi pengajuan investasi hingga Rp1,53 triliun serta investasi jalur pipa senilai Rp249 triliun.

Selain di Asia, kegiatan promosi dan "jemput bola" juga dilakukan di Inggris dan Uni Emirat Arab melalui promosi media cetak dan elektronik, pertemuan "one-on-one" serta pameran investasi. Kedua negara mengakui upaya memperkenalkan Indonesia sebagai negara dengan peluang investasi besar adalah perhatian utama.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015