Jakarta, (ANTARA News) - Banyak orang yang memandang sebelah mata profesi "waitress catering service" di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, seperti yang disandang Nuryadi, tetapi ia justru bangga bisa melayani dan berinteraksi langsung dengan para calon haji. "Terus terang saya jadi mempunyai keinginan yang kuat untuk bisa berhaji seperti mereka meski saya hanya buruh kecil," kata pria kelahiran Jakarta itu, di Jakarta, Kamis (7/12). Nuryadi mengaku bangga bisa berdekatan dengan orang-orang yang mempunyai kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dengan melayani kebutuhan makan para calon haji tersebut. Pria yang tinggal di Kalipasir, Jakarta Pusat, itu mengatakan, tidak semua orang bisa menumbuhkan keinginan untuk menunaikan ibadah haji meskipun mempunyai biaya yang cukup. "Karena itu saya bersyukur bisa berada di lingkungan calon haji dan memupuk keinginan tersebut," katanya. Pria kelahiran 31 tahun silam itu, mengaku tidak ingin menjadi orang yang kaya harta tetapi lebih ingin menunaikan ibadah haji. "Saya tidak kepingin menjadi orang kaya sebab bagi saya bisa naik haji itu lebih berarti. Itu saja," kata lulusan SMA pada 1994 itu. Kini pria yang akrab disapa Yadi itu bertekad mendedikasikan hidupnya untuk melayani calon haji dengan menyediakan kebutuhan makan untuk mereka. "Saya berharap musim haji tahun depan bisa bertugas lagi di sini," katanya. Nuryadi mengaku telah melepas pekerjaan sebelumnya di gerai makanan cepat saji KFC hanya untuk mendapatkan kesempatan melayani calon haji melalui katering Asrama Haji. Ia mengatakan mendapatkan bayaran Rp910.000 untuk melayani kebutuhan makanan para calon haji selama sebulan. "Saya selalu terjaga dan tidak pernah bisa tidur karena banyak rombongan calon haji yang datang malam dan saat itu saya harus bertugas secepatnya," katanya. Nuryadi bersama 15 orang rekannya bertugas untuk menggelar meja makan, menyajikan makanan, mencuci piring-piring kotor, dan selalu siap siaga bila ada calon haji yang membutuhkan sesuatu. Selama sebulan penuh ia tinggal beramai-ramai di salah satu bangsal di Asrama Haji Pondok Gede. Ia kerap diliputi kecemasan saat makanan yang disajikannya diperiksa oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). "Semua makanan yang disajikan untuk para calon haji sebelum berangkat harus terkontrol dan tidak bisa sembarangan. Tugas saya jadi terasa makin berat," katanya. Meski begitu, Yadi mengaku menemukan ketenangan saat berdekatan dengan para calon haji. "Enak sekali bisa bekerja seperti ini dan membayangkan bisa menjadi salah satu diantara orang yang saya layani," katanya.(*)
Copyright © ANTARA 2006