Tripoli (ANTARA News) - Parlemen Kongres Nasional Umum (GNC), yang didukung kubu Islam di Libya, pada Selasa (24/2) menyatakan pembicaraan yang diperantarai PBB dengan parlemen saingannya telah dibekukan tanpa batas waktu, kata seorang wakil GNC dalam pembicaraan perdamaian tersebut.
GNC di Tripoli menyatakan parlemen itu diberitahu oleh Utusan Khusus PBB untuk Libya Bernardino Leon bahwa dialog tersebut, yang dijadwalkan diselenggarakan pada Kamis di Maroko, telah ditunda tanpa batas waktu, kata wakil GNC untuk dialog itu Mohammed Amazb.
Keputusan tersebut diambil sehari setelah Dewan Perwakilan Rakyat, parlemen Libya yang diakui masyarakat internasional dan beroperasi di Kota Tobruk di Libya Timur, memutuskan untuk keluar dari dialog itu, demikian laporan Xinhua. Dewan tersebut menuduh GNC menyebarkan "kerusuhan, aksi teror dan ekstremisme".
Libya telah menyaksikan kekacauan politik sejak kerusuhan 2011, yang menggulingkan pemimpin negeri itu Muammar Gaddafi, dan kini menghadapi dua pemerintah serta parlemen yang bertikai.
PBB telah mengadakan beberapa babak dialog antar-pihak yang bertikai sejak September lalu, tapi bentrokan berlanjut meski pun semua pihak telah menyepakati gencatan senjata.
Konflik yang berlarut-larut di Libya telah mengakibatkan krisis politik dan tak kurang dari 120.000 orang dipaksa meninggalkan rumah mereka. Konflik itu juga mengakibatkan kekurangan pasokan pangan dan medis selain meningkatnya jumlah korban jiwa.
Pada Ahad (22/2) Kementerian Luar Negeri Iran mengkonfirmasi ledakan bom di kediaman duta besarnya di Tripoli, demikian laporan kantor berita Tasnim.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham, yang mengutuk pemboman tersebut, mengatakan ledakan itu tidak merenggut korban jiwa tapi menimbulkan kerusakan kecil.
Iran memantau situasi di Libya secara seksama dan menentang setiap campur tangan asing dalam urusan dalam negeri di negara Afrika tersebut.
Dua bom meledak di gerbang kediaman duta besar Iran di Tripoli pada Minggu. Tak seorang pun cedera dalam peristiwa itu, kata stasiun TV Al-Jazeera.
Kelompok fanatik Negara Islam telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pernyataan itu disampaikan melalui Twitter, dengan bunyi "tentara kekhalifahan (ISIS) telah melancarkan serangan ganda ke kedutaan Iran di Tropoli dengan menggunakan alat peledak".
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015