Jakarta (ANTARA News) - Produsen pulp dan kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) siapkan 25 juta dollar AS untuk melakukan diversifikasi produk menjadi dissolving pulp atau serat rayon untuk kebutuhan tekstil.
"RAPP hanya menambah alat dengan anggaran 25 juta dollar AS. Tapi tidak ada penambahan kapasitas, jadi memaksimalkan kapasitas yang ada," kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Jakarta, Selasa.
Panggah mengatakan, diversifikasi produk tersebut sebagai upaya memberikan nilai tambah dengan bahan baku yang berbeda dari produk pulp, di mana pulp menggunakan bahan baku accasia, namun dissolving pulp menggunakan tanaman eucalyptus.
Menurutnya, dissolving pulp sama seperti bubur pulp serat panjang yang memang diperuntukkan bagi produk tekstil, bukan kertas.
"Proses produksinya hampir mirip dengan pulp, hanya bahan bakunya saja yang berbeda. Tapi itu sangat kita butuhkan karena kita selama ini impor. Dulu ada produksi dari PT Indorayon, tapi sudah tutup. Sekarang hampir 100 persen impor," ujar Panggah.
Panggah menambahkan, RAPP memproduksi dissolving pulp tersebut untuk pasar dalam negeri, yakni untuk PT Sateri Viscose Internasional.
Dengan diversifikasi produk ini, RAPP menambah 50 tenaga kerja baru dengan tidak menambah kapasitas produk dan tetap menggunakan pabrik di Riau seluas 1.750 hektar.
Presiden Direktur RAPP Tony Wenas mengatakan, kapasitas produksi RAPP saat ini adalah 2,7 juta ton pulp dan 850 ribu ton kertas per tahun, dengan kertas jenis kertas gulung dan retail kertas Paper One. RAPP telah mengekspor produknya ke 75 negara, di mana 90 persen pulp diekspor ke Asia Pasifik dan 68 persen kertas diekspor ke Asia Pasifik dan Uni Eropa.
"Utilitas kami 100 persen, tahun ini belum akan tambah pabrik, kami masih mempersiapkan produk turunan, kemungkinan dissolving pulp," kata Tony.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015