... istri dan kedua anaknya menangis dan meminta Tahir segera turun...
Mataram, NTB (ANTARA News) - Mohammad Tahir, seorang pensiunan karyawan PT Telkom wilayah NTB, Selasa, nekad mencoba bunuh diri dengan cara meloncat dari atas tower setinggi 72 meter. Dia menuntut hak pensiunnya dipenuhi BUMN beken di Indonesia itu.
Pensiunan PT Telkom yang mengabdi sebagai karyawan tetap sejak 1981 itu, menuntut perusahaan bersikap adil terhadap dirinya. Namun, karena usaha yang dilakukannya tidak juga ditanggapi, Tahir nekad mencoba bunuh diri, loncat terjun bebas dari menara.
Tahir berada di atas menara PT Telkom sejak Selasa pagi (24/2). Dari ketinggian itu, dia melemparkan beberapa selebaran yang berisi tuntutan kepada perusahaan tempat dia memperoleh nafkah untuk keluarganya.
Dalam isi selebarannya, Tahir menginginkan hak pendapatannya sebagai pensiunan PT Telkom diberikan utuh, baik itu tabungan hari tua (THT), dana pensiun, maupun asuransi kesehatan dari Jamsostek.
Namun, Tahir --pensiunan PT Telkom NTB sejak 29 Mei 2000-- itu tidak memperoleh haknya dalam bentuk gaji maupun tunjangan kesehatan, terhitung sejak 1 Januari 2006 hingga saat ini.
Mengetahui aksi Tahir, pihak perusahaan dan seluruh karyawan memadati halaman di sekitar menara itu. Bahkan, karena aksinya itu istri dan kedua anaknya menangis dan meminta Tahir segera turun.
"Saya tidak tahu kalau bapak sampai berani berbuat seperti ini, saya datang ke sini sejak Selasa pagi menemani dia untuk mengurus gaji pensiunnya," ucap Marsiah, istri Tahir.
Marsiah mengakui, dalam beberapa waktu terakhir ini suaminya memang sering mengeluh terkait gaji pensiun yang tidak pernah keluar. "Saya memang sering menemaninya datang ke Telkom untuk mengurus gajinya, tapi bapak bilang perusahaan tidak juga menanggapi," katanya.
Respon perusahaan mengenai cara Tahir memprotes, meminta bantuan polisi. Satu peleton anggota Sabhara Polres Mataram maupun Babinsa TNI turut membantu mengevakuasi Tahir dari menara itu.
Setelah berjalan dua jam lamanya berada di atas menara, akhirnya Tahir berhasil diajak turun oleh seorang anggota Sabhara didampingi Babinsa TNI AD yang menjemput dia ke atas untuk mengurungkan niatnya melakukan aksi bunuh diri tersebut.
Tahir yang terlihat sudah terkujur lemas saat dibawa turun dari atas tower itu, langsung dibawa anggota Sabhara menuju kendaraan roda empat milik perusahaan yang sudah siap membawanya ke rumah sakit untuk dirawat.
Terkait kejadian tersebut, General Manager Wilayah Telekomunikasi NTB, Muhsin Mustari, mengatakan, dia secara pribadi tidak mengetahui persoalan yang tengah dihadapi Tahir.
"Saya secara pribadi baru tahu mengenai persoalan yang tengah dihadapi Tahir. Nantinya setelah dipastikan dia sudah sehat dari rumah sakit, kami akan membantu dan mencari solusi dari persoalannya," ujar Mustari, yang baru tujuh bulan menjabat.
Sementara itu, petugas HRD PT Telkom NTB, Arifin, menjelaskan Tahir telah memperoleh haknya, namun hanya mendapat gaji pensiunan sedangkan untuk asuransi kesehatan dan tabungan hari tuanya tidak ada.
"Semua haknya sudah diberikan, namun untuk Jamsostek dan Taspennya dia tidak dapat karena itu adalah wewenang pusat," ucapnya.
Namun, terlepas dari persoaln tersebut, pihak perusahaan akan membantu mengurus kebutuhan Tahir ke pusat. "Nantinya sesuai persetujuan pimpinan, kami akan membantu mengoordinasikannya dengan pihak pusat," kata Arifin.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015