Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat 17 poin menjadi Rp12.849 dibandingkan posisi terakhir kemarin di Rp12.866 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah kembali memperlihatkan pembalikan arah, menguat terhadap dolar AS, mendapat imbas positif dari kenaikan laju mata uang euro setelah tercapainya kesepakatan utang Yunani-Uni Eropa.
"Dengan tercapainya kesepakatan Yunani-Uni Eropa cukup mampu meredam kekhawatiran pasar keuangan global. Diharapkan rupiah kembali masuk dalam tren penguatan," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan mata uang rupiah masih terbatas menyusul beragamnya penilaian pasar terhadap kebijakan the Federal Reserve terkait suku bunga (Fed rate).
Sebagian kalangan analis memprediksi sinyal kenaikan suku bunga dapat terjadi paling cepat di pertengahan 2015 namun sebagian memperkirakan kenaikan suku bunga the Federal Reserve bisa lebih lama dari perkiraan menyusul belum cukup baiknya pertumbuhan pasar tenaga kerja.
"Investor masih wait and see dan tidak berspekulasi terlalu jauh terhadap pidato Ketua The Fed Jannet Yellen pada pekan ini di depan Senat Komite Perbankan dan Komite Jasa Keuangan," katanya.
Sementara Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan berkurangnya sentimen negatif dari Eropa terkait utang Yunani tidak berarti bahwa tekanan terhadap penguatan dolar AS berkurang. Dolar AS masih berpotensi berbalik menguat menjelang pernyataan Ketua The Fed Jannet Yellen.
"Namun, rupiah cukup berhasil mengurangi tekanan pelemahannya meski masih dalam kisaran yang terbatas," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015