New York, 24/2 (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kemerosotan pekan lalu akibat persediaan minyak mentah AS bertahan di tingkat tertinggi dalam sejarah.
Kontrak acuan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 1,36 dolar AS menjadi berakhir 49,45 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman April turun 1,32 dolar AS menjadi menetap di 58,90 dolar AS per barel di perdagangan London.
"Pasokan yang dinamis terlalu besar," kata John Kilduff, mitra pendiri di hedge fund Again Capital.
Sebuah catatan dari Commerzbank menyesalkan bahwa hitungan rig minyak mingguan AS pada Jumat hanya jatuh 37 rig, penurunan terkecil dalam tujuh minggu terakhir.
"Terbukti, pemulihan yang kuat dalam harga minyak sejak akhir Januari telah memperlambat pengurangan aktivitas pengeboran," kata Commerzbank.
Jumlah rig datang setelah Departemen Energi AS melaporkan bahwa stok minyak AS berada di tingkat tertinggi mereka sepanjang tahun ini. Harga minyak telah turun lebih dari 50 persen sejak Juni tahun lalu.
Pedagang juga terpaku pada meluasnya pemogokan buruh di kilang-kilang minyak AS karena serikat pekerja United Steelworkers akhir pekan lalu mengumumkan bahwa para pekerja di lebih dari tiga pabrik akan menghentikan pekerjaan mereka, menambah pemogokan di 11 kilang lainnya yang sudah berjalan.
Kilduff mengatakan pemogokan telah memberikan dukungan untuk harga produk minyak bumi.
Namun, jika kilang menangguhkan produksi yang signifikan akibat pemogokan, mungkin akan menambah berlimpahnya pasokan minyak mentah, kata dia.
Sementara itu, pasokan minyak mentah global juga meningkat karena ladang minyak di Libya timur kembali bekerja setelah jaringan pipanya diperbaiki, menurut Libya National Oil Corp.
Harga minyak berada di bawah tekanan lebih lanjut karena dolar yang lebih kuat menghalangi investor dari komoditas yang dihargakan dalam dolar termasuk membeli minyak.
Greenback menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin karena investor sedang menunggu kesaksian tentang kebijakan moneter dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen Chair selama dua hari ke depan.
(A026)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015