Jakarta (ANTARA News) - Hasil analisa Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menyimpulkan semburan lumpur yang keluar dari lubang pemboran air tanah di Desa Kolam Kanan, Barito Kuala, Kalsel, tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. Selain bersuhu normal yakni 26 derajat celcius, lumpur yang keluar dari sumur bor itu juga memiliki kandungan zat kimia pada level yang tidak berbahaya bagi makluk hidup, kata Kepala Badan Geologi Departemen ESDM, Dr Bambang Dwiyanto, di Jakarta, Kamis. Menurut analisa Badan Geologi Departemen ESDM, gas yang keluar dari semburan itu mengandung 22,2 hingga 26 persen unsur metana (CH4), 0,45 hingga 0,75 persen karbondioksida (CO2), dan 80 persen berupa nitrogen. "Gas metana dan karbondioksida tersebut kemungkinan berasal dari sumber jebakan hidrokarbon di bawah permukaan tanah," kata Bambang. Berdasarkan temuan tersebut, lanjut Bambang, Departemen ESDM meminta masyarakat untuk tidak panik karena gas tersebut tidak berbahaya bagi kehidupan. "Namun masyarakat diharapkan untuk tidak beraktifitas di sekitar semburan gas sampai semburan tersebut dapat dihentikan atau berhenti dengan sendirinya," katanya. Menurut Bambang, tempat semburan merupakan pemboran air tanah yang dibuat secara manual (pemboran tangan) yang dilakukan pada tanggal 4-22 November lalu dengan kedalaman 138 meter. Pada kedalaman tersebut, kegiatan pemboran yang dilakukan masyarakat setempat telah menembus lapisan yang diduga sebagai lapisan "aquifer" (lapisan batuan pembawa air tanah). "Akibatnya keluar gas yang memang terkandung di wilayah tersebut," katanya. Ia mengatakan, kegiatan pemboran yang dilakukan oleh masyarakat adalah legal karena merupakan wilayah bebas, bukan termasuk wilayah kerja migas.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006