Yogyakarta (ANTARA News) - Komunitas Lereng Merapi memasang alat sensor yang sekaligus berfungsi sebagai sirene tradisional di Dam I Sungai Gendol. "Alat tersebut terbuat dari pipa sepanjang 60 cm dilengkapi terompet yang dipasang dua meter dari permukaan lahar dingin," kata Kiki, dari Komunitas Lereng Merapi, Kamis. Cara kerjanya, apabila lahar dingin sudah melewati batas dua meter, pengait otomatis akan lepas dan saat itu terompet akan berbunyi. Bunyinya bisa terdengar hingga satu kilometer (km) atau di seputar kawasan Kaliadem. "Alat ini beroperasi secara manual, tidak memakai listrik," katanya, seraya menambahkan sebelumnya alat semacam ini sudah dicoba di Sungai Bedog yang alirannya menyatu dengan Sungai Krasak. "Di Sungai Bedog alat ini beroperasi dengan baik, ketika lahar dingin melewati sungai tersebut, terompet berbunyi," kata dia. Menurut Kiki, sebenarnya alat semacam ini sudah lama dibuat, sekitar satu bulan lalu, tetapi belum dipasang karena faktor keamanan saja. "Setelah hujan turun dalam beberapa hari terakhir, alat itu dipasang untuk mengansitipasi banjir lahar dingin," katanya. Alat sensor ini dipasang di semua sungai seputar Merapi, baik di Kabupaten Sleman (DIY) maupun Kabupaten Klaten, Boyolali dan Magelang di Jawa Tengah. Cuaca di kawasan Kaliadem hingga Rabu petang masih diselimuti mendung, tetapi tidak turun hujan. Meski demikian, obyek wisata setempat masih banyak dikunjungi wisatawan. (*)
Copyright © ANTARA 2006