"Ini merupakan aksi korporasi AP II. Inisiatif memberikan bantuan dana talangan murni karena keadaan yang sangat genting," kata dia, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Dia memandang manajemen PT Angkasa Pura II tidak perlu minta ijin Kementerian BUMN untuk mengucurkan dana talangan itu. Lion Air tidak punya uang tunai pada saat kekisruhan armadanya terjadi pada Rabu (18/2) -Minggu lalu (22/2).
Pada sisi lain, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, telah mengaku maskapai penerbangan milik Rusdi Kirana --anggota Dewan Pertimbangan Presiden-- itu dibelit banyak sekali masalah yang saling berkaitan. Imbasnya, kualitas layanan ketepatan operasionalisasi hingga aspek pokok jasa penerbangan terganggu.
Lion Air yang pertumbuhan jumlah armadanya sangat fantastis, sudah lama dikenal masyarakat sering terlambat. Saat kekisruhan penerbangan itu terjadi, diperkirakan 6.000 pemakai jasa penerbangan mereka terdampak.
"Antisipasinya sudah bagus. Kasihan penumpang yang harus menunggu begitu lama. Dikhawatirkan akibat frustasi bisa saja penumpang merusak aset AP II," ucap Suwandi.
Dari dana tunai Rp4 miliar yang disiapkan PT Angkasa Pura II, hanya Rp526 juta yang dipakai untuk penggantian uang (refund) tiket para pemakai jasa penerbangan.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015