Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp12.813, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.830 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Senin mengatakan bahwa rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat merespon situasi pembicaraan antara Yunani dan pejabat-pejabat negara Eropa yang telah mencapai kesepakatan pemberian bailout kepada Yunani.

"Kesepakatan itu membuat kekhawatiran pelaku pasar berkurang sehingga Yunani dapat terhindar dari krisis keuangannya. Sitasi itu, dapat memberikan sentimen positif ke mata uang berisiko salah satunya rupiah," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, tekanan mata uang rupiah terhadap dolar AS dapat kembali terjadi di pertengahan pekan ini jika bank sentral AS (the Fed) memberikan sinyal untuk menaikan suku bunga acuan (Fed rate) dalam waktu dekat.

"Setelah sentimen Yunani mereda, fokus diperkirakan langsung beralih kepada kenaikan suku bunga the Fed," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa keputusan perpanjangan dana talangan Yunani meredakan kekhawatiran di pasar keuangan dan mendorong perpindahan sebagian dana dari aset "safe haven" ke instrumen beresiko.

"Nilai tukar euro dan mata uang kawasan cenderung menguat terhadap dolar AS," katanya.

Namun, lanjut dia, kesepakatan dana talangan itu meminta komitmen Yunani untuk mematuhi persyaratan penghematan anggaran seperti yang telah disepakati sebelumnya. Tanpa memenuhi persyaratan, talangan dana akan kembali ditunda.

"Pemerintah Yunani harus menyerahkan daftar kebijakan yang akan dikeluarkan untuk memenuhi komitmen persyaratan yang telah ditentukan oleh para krediturnya," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015