Kabul (ANTARA News) - Seorang penyerang bom bunuh diri meledakkan dirinya Rabu di depan perusahaan keamanan swasta Amerika di Kota Kandahar, Afghanistan selatan, menewaskan sedikitnya lima orang Afghanistan dan tiga warga AS. Dalam serangan itu, yang merupakan pemboman bunuh diri keenam di dan sekitar Kandahar dalam tiga pekan terakhir, pelaku mengenakan rompi yang dipasangi bom dan meledakkan dirinya di depan kantor perusahaan USPI, kata seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan di Kabul. Kementerian itu mengatakan, lima orang Afghanistan tewas, namun pemerintah provinsi Kandahar menyatakan bahwa jumlah korban tewas enam orang dan empat orang Afghanistan cedera. Kementerian itu juga mengidentifikasi tiga warga asing yang tewas dalam serangan tersebut sebagai orang Amerika dan mengatakan, korban-korban itu mencakup kepala keamanan di Kandahar dan provinsi Herat, Afghanistan barat, untuk perusahaan keamanan Penyelidikan dan Perlindungan AS (USPI). Orang-orang Afghanistan yang tewas itu juga bekerja untuk perusahaan keamanan tersebut, kata kementerian itu. USPI yang berpusat di Texas antara lain terlibat dalam proyek-proyek pengamanan lokasi pembangunan di Kandahar. Kekerasan meningkat tahun ini di Afghanistan, khususnya di wilayah selatan negara itu, dan lebih dari 100 serangan bom bunuh diri dilaporkan terjadi sepanjang 2006 --angka yang mencapai rekor, menurut Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO. Lebih dari 230 orang Afghanistan tewas dalam serangan-serangan bom itu, juga 17 prajurit asing dan tiga orang Amerika yang tewas Rabu. Dalam insiden terpisah, tiga tersangka teroris ditangkap oleh pasukan koalisi pimpinan AS dan prajurit Afghanistan di provinsi Khost pada Selasa pagi, kata militer AS dalam sebuah pernyataan. "Bukti yang bisa dipercaya menunjukkan bahwa teroris-teroris di tempat itu menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan kestabilan di Afghanistan," kata pernyataan itu, yang menambahkan bahwa tidak ada prajurit Afghanistan atau koalisi yang cedera selama operasi tersebut, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006