Beijing (ANTARA News) - Pengindap HIV/AIDS di China dapat dituntut melakukan kejahatan berbahaya jika mereka terbukti menularkan virus itu kepada orang lain secara sengaja, menurut media setempat, kemarin. "Mereka yang sepenuhnya sadar bahwa mereka terinfeksi dengan virus HIV/AIDS dan dengan sengaja menginfeksikannya kepada orang lain harus dipenjara sesuai hukum," kata pejabat Biro Keamanan Publik China kepada Kantor Berita Xinhua. Pejabat itu, yang bicara kepada petugas polisi, Selasa, mengenai isu tersebut dalam sebuah konferensi nasional, mengatakan perlu ada pengawasan terhadap pusat-pusat hiburan guna memutus jaring prostitusi, penyelundupan obat terlarang dan penggunaan narkotika, kata Kantor Berita Xinhua. Dia juga mendesak Departemen Keamanan untuk bekerjasama dengan tim kesehatan guna menghentikan pengumpulan darah secara ilegal, sebuah permasalahan yang disoroti, Selasa, sebagai kompensasi kasus yang melibatkan pasien rumah sakit. Enam belas orang pasien akan menerima sekitar 10 juta Yuan atau 1,3 juta dolar Amerika Serikat (AS) karena mereka terinfeksi dengan virus HIV setelah menerima darah dari sebuah rumah sakit di timur laut China, Provinsi Heilongjiang, menurut harian berbahasa Inggris China Daily. Darah terkontaminasi yang mereka terima itu dikumpulkan secara ilegal oleh rumah sakit yang membayar orang untuk mendonorkan darahnya, menurut harian itu. China, yang diperkirakan memiliki 650 ribu orang yang hidup dengan infeksi virus HIV/AIDS, termasuk 75 ribu dengan penyakit AIDS, telah menunjukkan peningkatan keinginan untuk mengatasi penyakit itu dalam beberapa tahun terakhir. Pada peringatan Hari AIDS internasional, 1 Desember, tahun ini, media China melaporkan secara lengkap artikel yang membahas isu tersebut serta program yang dilakukan untuk mengatasi penyakit itu. The Beijing News melaporkan mengenai bagaimana pekerja asing di negara itu diberi kondom gratis. Perdana Menteri China, Wen Jiabao, juga muncul di tayangan televisi dengan mengenakan pita merah, yang diakui sebagai simbol internasional bagi HIV, demikian Kyodo.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006