Jakarta (ANTARA News) - Orkestrator dan konduktor Erwin Gutawa mengaku, meski pandai dalam menata musik, ia bukan pencipta lagu yang baik. "Saya lebih senang mengotak-atik lagu, berusaha mencari kekuatan dalam lagu tersebut. Saya jarang menjadi pencipta lagu dan tidak terlalu kreatif untuk itu," kata Erwin saat peluncuran album barunya Erwin Gutawa-Rockestra, di Jakarta, kemarin. Pria yang kerap menyertai penyanyi ternama Indonesia dalam konser-konsernya ini, mengatakan dirinya menyukai musik dengan format yang megah yaitu orkestra dan suka mengeksplorasi lagu-lagu. "Menciptakan musik yang megah itu memacu adrenalin saya. Saya suka format yang megah," kata pria yang lahir di Jakarta pada 16 Mei 1962 itu. Untuk itu, penggarapan album ketiganya ini, Erwin bekerja sama dengan London Symphony Orchestra, orkestra terbaik di dunia yang telah mengisi orkestrasi beberapa film besar dan juga rekam album musisi kelas dunia. Dikenal sebagai seseorang perfeksionis di kalangan musisi, Erwin merasa mendapat penghargaan yang besar ketika perusahaan rekaman memberinya kesempatan untuk membuat album ketiganya, "Rockestra". Sebagai seseorang "di balik layar", Erwin mengatakan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. "Saya dikenal sebagai orang di balik layar. Saya juga membantu musisi lain seperti Sheila on Seven, Dewa, dan Agnes Monica. Ketika muncul tawaran dari Sony BMG untuk membuat album, bagi saya itu adalah penghormatan yang luar biasa," katanya. Erwin yang terpilih sebagai arranger terbaik "Midnight Sun Song Festival" Finlandia pada 1992 ini mengatakan dunia musik begitu luas untuk dijelajahi. Meski jarang menciptakan lagu, ia mengatakan bangga dan bahagia dengan setiap karyanya yang umumnya mengaransemen ulang lagu-lagu lawas. "Saya mengawali karir sebagai pemain bass, komposer, konduktor serta konseptor dan produser. Tetapi memang saya lebih sering membuat format ketimbang mencipta," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006