Doha (ANTARA News) - Posisi ketiga Indonesia dan Jepang dari hasil lomba berkuda tunggang serasi tunggal pada Asian Games Doha, Rabu, dinilai klubu Indonesia sangat tidak objektif karena salah satu wasit juga dari Jepang. "Seharusnya wasit Jepang Sumiko Suzuki itu tidak menjadi juri ketika atlet dan kuda dari negaranya turut bertandinng. Tapi kenyataannya tidak dan dibolehkan menjadi juri. Ini namanya tidak objektif," kata manajer tim berkuda Indonesia, Lina Arto Hardy seusai menyaksikan pertandingan tersebut. Indonesia dalam pertandingan tunggang serasi berkuda ini menurunkan joki Endarjanto Bambang Sumarsono dengan kuda Aswatamsa Frankie Jay dan sementara menempati posisi ketiga bersama joki Jepang Shigeyuki Hosono dengan kuda Ipeca. Mereka memiliki angka pinalti yang sama yaitu 66,19. Sedangkan posisi kedua ditempati joki Qatar Abdullah Ali Abdullah Al Ejail dengan kuda Quinten yang mengumpulkan angka sementara 68,89 dan tempat pertama joki Jepang Yoshiaki dengan kuda Khanjer Black yang mempunyai angka pinalti 73,81. Sementara joki indonesia lainnya yang turun pada tunggang serasi tunggal yaitu Dikie Mardiyanto dengan kuda Asmawata R Jay berada pada posisi keenam serta joko Andry Prasetyono dengan kuda Aswatama sportgril menempati posisi ke-12. Dalam tunggang serasi tim Indonesia yang diperkuat dari tiga joki dan kuda tersebut, sementara mampu berada pada posisi ketiga dengan angka dalam pinalti 170,20. Posisi kedua ditempati tim Qatar dengan angka kesalahan atau pinalti 156,20 dan posisi pertana Jepang dengan angka kesdalahan 144,50. Manajer tim Indonesia Lina, masih yakin dan percaya joki dan kudanya itu akan mampu menyumbangkan medali buat Indonesia, walaupun baru pertama kali mengikuti multi event Asia ini. Dijelaskannya, peluang pedali tersebut, justru pada nomor tim tunggang serasi dan bukan pada tunggal serasi yang menurunkan tiga joko dan tiga kuda itu. "Kalau memang mau objektif, seharusnya pada tunggang serasi tunggal bisa berada pada posisi ketiga dan bukan harus sama-sama posisi ketiga bersama Jepang." katanya. Dikemukakannya, untuk mempersiapkan joki dan kuda bertanding di Doha, Qatar ini berlatih di Australia selama delapan bulan karena Kudanya memang berasal dari negara tersebut. "Saya membawa lima kuda dan satu kuda cadangan. Tapi kuda-kuda ini tidak akan dibawa ke Indonesia karena harus dikarantina di Inggris selama dua bulan," ujar Lina yang mengaku sudah bermukim di Australia selama 15 tahun dan memiliki klub berkuda di Bandung dengan nama Astama itu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006