"Bang Hatta sudah buktikan sebagai pemimpin pemersatu yang turun ke bawah sehingga meningkatkan suara PAN pada Pemilu 2014," kata Bima melalui keterangan tertulis di Jakarta Jumat.
Dia menuturkan PAN telah mempersiapkan menuju Pemilu 2019 sehingga membutuhkan sosok pemimpin yang diterima seluruh kalangan kader partai berlambang matahari biru tersebut.
Selain diterima kalangan internal kader PAN, Bima menganggap mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dapat menjalin komunikasi baik dengan partai lain.
Bima juga menuturkan proses kaderisasi berjalan baik selama kepemimpinan Hatta karena muncul beberapa kader muda PAN yang menjadi kepala daerah.
"Pada masa Hatta Rajasa memimpin banyak tokoh muda PAN yang tampil di pentas politik dan menjadi kepala daerah," ujar Walikota Bogor Jawa Barat itu.
Bima menambahkan sosok Hatta Rajasa juga tidak menimbulkan perpecahan pada tubuh PAN menjelang Kongres di Bali pada akhir Februari 2015
Sementara itu, pengamat politik dari Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim MS menyebutkan para kader PAN berpikir lebih rasional menjelang Kongres sehingga tidak terjadi perpecahan.
"Kader PAN yang sebagian besar adalah Muhammadiyah memiliki pola piker yang lebih rasional sehingga berbeda dengan PPP dan Golkar," katanya.
Hakim juga mengungkapkan kader PAN lebih rasional memilih pemimpin yang memiliki "leadership" seperti Hatta Rajasa.
Pada Kongres PAN di Bali sekitar akhir Februari 2015, kemungkinan Hatta Rajasa akan bersaing menjadi Ketua Umum dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang dimajukan Ketua MPP PAN Amien Rais.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015