Kami sangat memahami risiko atas lost generation ke depan di hadapan kita."

Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyiagakan aparat intelijen maupun alat tempur yang dimilikinya untuk mengantipasi ancaman terkait dengan eksekusi terpidana mati kasus narkoba yang melibatkan warga negara asing, termasuk Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari Australia.

"Tentu kita tak melihat atau mendefinisikan dari salah satu negara. Tetapi, sekali lagi TNI sangat memahami kemungkinan-kemungkinan ancaman," ujarnya di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) Cilangkap, Jakarta, Jumat.

Menurut Moeldoko, pihaknya melibatkan para komandan pasukan khusus akan membuat perencanaan yang terinci bersama Kejaksaan Agung dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam mengantisipasi berbagai ancaman gangguan yang bersifat fisik maupun non-fisik.

"Pada hari ini kita akan menggelar rapat untuk membahas soal kemungkinan adanya ancaman," ujarnya.

Unsur intelijen dan alat tempur, menurut dia, disiagakan setiap saat dan para komandan satuan khusus juga senantiasa waspada.

"Setelah saya perintahkan hari ini, para komandan satuan khusus sudah menyiapkan dirinya dengan baik," ujarnya.

TNI, dikemukakan Moeldoko, tidak terpengaruh oleh apapun dan oleh siapa pun atas hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba, karena sikap TNI jelas dalam memberikan dukungan penuh pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberantas narkoba yang menghilangkan generasi (lost generasi).

"Kami sangat memahami risiko atas lost generation ke depan di hadapan kita. Kita mendukung sepenuhnya kebijakan Presiden Jokowi dalam bentuk apapun, termasuk pemberian hukuman mati bagi terpidana kasus narkoba," demikian Jenderal TNI Moeldoko.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015