Doha (ANTARA News) - Pasangan Andi Ardiansyah dan Koko Prasetyo gagal mengatasi unggulan dari Cina Xu Linyin/Wu Penggen dan menyerah dua set langsung 19-21, 18-21 di pertandingan babak ketiga voli pantai Asian Games di Doha, Rabu. Meski kalah di pertandingan yang menggunakan system double elimination itu, Andi/Koko yang sebelumnya mengalahkan pasangan tuan rumah Qatar Said Al-Jamani/Ziad Benlouaer dua set langsung (24-22, 21-15), masih memiliki peluang. Pada pertandingan berikutnya, Andi/Koko akan bertemu dengan pemenang antara pasangan Bahrain Parwees/Qarqoor dan Al Jabrial/Subhi (Oman). Setelah kalah 19-21 pada set pertama, Andi/Koko sempat bangkit kembali pada babak kedua ketika ia sempat memimpin 14-12, tapi pasangan Cina yang merupakan unggulan teratas itu mampu menyamakan kedudukan 14-14 dan berbalik unggul 15-14. Cina sempat menyudahi pertandingan saat posisi match point 20-18 sehingga Andi/Koko berpeluang untuk mengejar ketinggalan. Namun smes Xu Linyin, pemain dengan tinggi tubuh 1,09 meter itu gagal diblok oleh Koko dan sekaligus mengakhiri perlawanan mereka. Andi Prasetyo, atlet yang mendapat kepercayaan bendera Merah Putih saat defile upacara pembukaan Asian Games 1 Desember lalu, mengakui bahwa penyebab kekalahan mereka adalah servis yang tidak sempurna. ?Kami tidak maksimal dalam melakukan servis dan sering melakukan kesalahan. Kami akan belajar dari kekalahan ini dan berharap bisa bertemu lagi pada babak berikutnya,?kata Andy sambil menyeka keringat yang mengucur dari wajahnya. Selain factor pengalaman bertanding di berbagai event internasional, pasangan Cina tersebut juga unggul dari postur tubuh sehingga beberapa k ali Andi dan Koko mendapat kesulitan untuk membendung smes mereka. ?Tinggi mereka dua meter lebih dan sehingga menang jangkauan. Bola-bola penempatan sulit masih bisa dijangkau dan kemudian mereka mampu melakukan servis yang agak jauh dari net,? kata Koko menambahkan. Pengalaman bertanding dan rasa percaya diri tampaknya juga menjadi faktor yang sangat membantu penampilan pasangan Cina tersebut yang tampak sangat terbuka kepada pers dan hal itu membuktikan bahwa mereka memang sudah terbiasa dengan suasana kompetisi di berbagai negara.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006