Sidoarjo (ANTARA News) - Koordinator Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) korban lumpur panas Lapindo di Pasar Baru Porong, Sidoarjo, Surya Nirwansyah, Rabu, nyaris tertipu oleh oknum yang mengaku staf Mensos. Seperti halnya kejahatan yang sering terjadi lewat telepon seluler, modus operandi pelaku mengaku sebagai staf Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah, dan akan mencairkan sejumlah dana bagi para pengungsi korban luapan lumpur panas Lapindo Brantas Inc yang ditampung di Pasar Baru Porong. "Seperti biasanya, setiap pagi kami disibukkan tugas rutin, mengurus keperluan para pengungsi. Di tengah suasana yang sangat `kacau` itu-lah, saya mendadak mendapat telepon dari nomor ponsel yang tidak saya kenal yaitu 081574248999," ungkapnya. Pelaku ada dua orang, yang pertama suaranya jelas dengan logat Jawa dan yang kedua berlogat Batak. Mereka secara gamblang mengaku sebagai staf Menteri Sosial yang akan membantu dana sebesar Rp342.000.000 untuk para pengungsi korban Lumpur Lapindo. Dan oleh kedua pelaku, dirinya diminta nomor rekeningnya guna proses transfer dana. "Dia mengaku staf Mensos dan katanya akan disambungkan langsung ke Mensos, namun sebelumnya saya dimintai nomor rekening. Karena saya tidak membawa buku tabungan, dia ngomong akan ditransfer lewat ATM saya," paparnya. Surya mengaku, setelah mendapatkan keterangan, pihaknya langsung menuju ATM BCA di Porong. Begitu sampai di ATM BCA, pelaku kedua dengan logat Batak memandu untuk mentransfer uang. Untungnya, sebelum masuk ATM BCA, dirinya mengajak Satpam di bank itu. Tepat ketika dia akan menekan tombol transfer, tangannya langsung dipegang satpam yang menyatakan bahwa itu tipuan orang yang tidak bertanggung jawab. "Alhamdullillah Mas !, hampir saja uang hasil jerih payah yang saya kumpulkan bertahun-tahun ludes. Untuk itu, saya mengimbau kepada masyarakat agar tidak percaya begitu saja kepada orang yang tidak dikenal untuk dipandu ke ATM," tuturnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006