Jakarta (ANTARA News) - Pengamat kuliner Odilia Winneke mengatakan, hidangan ikan semisal pindang bandeng biasanya dimasak utuh saat disajikan sebagai hidangan perayaan Imlek.
"Ini karena kata 'ikan' dalam bahasa Mandarin 'yu' berarti berkelebihan, rejeki dan kehidupan. Hidangan ikan bandeng dan ikan lainnya umumnya disajikan utuh sebagai lambang keutuhan dan kebaikan. Karenanya ikan utuh harus disajikan saat imlek," ujar Odilia kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Kemudian, lanjut dia, selain ikan, bumbu yang disertakan pun harus utuh.
"Orang Tionghoa di Indonesia, khususnya yang mendapat pengaruh dri Betawi, ikan bandeng biasanya dimasak utuh, dengan bumbu pindang, berkuah cokelat kental," kata dia.
"Bawang merah utuh, bawang putih utuh dan cabai utuh ditambahkan. Ini merupakan makanan inkulturasi China dan Betawi yang sangat pekat," tambah dia.
Odilia mengatakan, bandeng merupakan salah satu jenis yang ikan yang kerap menjadi pilihan masyarakat Tionghoa di Indonesia saat Imlek.
Menurut dia, sebelum dimasak, masyarakat umumnya memilih ikan bandeng dengan ciri tertentu, yakni ikan yang berbobot besar, betina, perut tebal yang menandakan banyak lemak, utuh dan segar.
"Ukurannya juga sekitar 1.5-2 kg. Bandeng tambak dan laut menjadi pilihan," sebut Odilia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015