Bisnis pembayaran mobile bergerak lamban di AS dan sejumlah wilayah kendati mendapat sokongan kuat para produsen perangkat mobile.
Apple, Google, dan PayPal milik eBay Inc telah meluncurkan layanan sejenis untuk membuat konsumen tetap berbelanja lewat smartphone mereka.
Ini terjadi karena banyak retailer enggan mengadopsi infrastruktur hardware dan software yang dibutuhkan agar opsi-opsi pembayaran mobile nan baru ini bisa bekerja.
Layanan-layanan seperti ini juga telah gagal menawarkan kenyamanan jauh lebih lapang ketimbang sekadar menggesek kartu kredit, kata para eksekutif Samsung seperti dikutip Reuters.
Teknologi yang dimiliki LoopPay berbeda dari yang lainnya karena bekerja di luar pembacaan kartu magnetis yang sekarang ada sehingga bergeser ke sistem penerima tak terkontak, kata Samsung. Sekitar 90 persen konter checkout sudah dilengkapi dengan penggesek magnetis.
"Jika Anda tak bisa mengatasi masalah pada penerimaan merchant, untuk dapat digunakan oleh kebanyakan kartu kredit Anda, maka itu sungguh tidak bisa dijadikan 'dompet' Anda," kata David Eun, kepala Pusat Inovasi Global Samsung.
Injong Rhee yang mengetuai proyek pembayaran mobile Samsung berkata bahwa raksasa Asia ini akan segera mengungkapkan rincian layanan impiannya ini, namun tidak memastikan apakah itu akan diungkapkan pada Kongres Mobile Dunia di Barcelona nanti.
Dia menyatakan ponsel-ponsel baru seperti versi terakhir Galaxy akan dilengkapi layanan ini.
Apple Pay, yang diluncurkan September tahun lalu, membuat para pengguna iPhone terus menekan tombol ponselnya. Para eksekutif menyambut inovasi Apple ini di mana 2.000 bank mendukung layanan ini, sedangkan pemerintah AS menyatakan akan menerima Apple Pay segera tahun ini.
Masalahnya, Apple Pay mensyaratkan para retailer menginstal komunikasi terdekat ke medan dan beberapa di antaranya enggan menempuh hal ini, sedangkan retailer-retailer seperti Wal-Mart Stores Inc dan CVS Health Corp, telah memiliki sistem milik mereka sendiri, CurrentC.
Samsung telah berinvestasi di LoopPay, bersama dengan Visa Inc dan Synchrony Financial, sebelum mengakuisisinya.
Rincian kesepakatan akuisisi belum dibeberkan oleh Samsung. Perusahaan ini juga tidak menjelaskan bagaimana layanan barunya ini berbeda dari yang dipunyai Apple atau pesaing lainnya.
"Ini hanya soal mengubah prilaku pengguna, bukan mengenai siapa yang pertama di pasar ini," kata Rhee seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015