Mereka tidak hanya berasal dari kota Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dari daerah-daerah lain seperti Kalimantan khususnya Singkawang

Jakarta (ANTARA News) - Ribuan warga Tionghoa dari berbagai daerah di Indonesia diperkirakan akan merayakan rangkaian tahun baru Imlek 2566 penanggalan Tiongkok atau 2015 Masehi di salah satu kelenteng tertua di Jakarta, yaitu Jin De Yuan atau Vihara Dharma Bhakti.

"Sudah merupakan kebiasaan bagi kami untuk merayakan tahun baru Imlek di tempat tertua untuk menghormati para leluhur," kata salah satu pengurus Vihara Dharma Bhakti, Andi Santosa di Jakarta, Kamis.

Para peziarah akan mendatangi tempat ibadah yang dibangun pada 1650 itu secara bergiliran dari hari pertama tahun Kambing Kayu sampai dengan tanggal 5 Maret.

Perayaan tahun baru Imlek berlangsung selama 15 hari dan hari terakhir disebut sebagai Cap Go Meh.

"Mereka tidak hanya berasal dari kota Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dari daerah-daerah lain seperti Kalimantan khususnya Singkawang," kata Andi.

Pada Kamis pagi, suasana di Vihara Dharma Bhakti sudah ramai oleh para peziarah yang membawa lilin-lilin merah, berdoa dengan membakar dupa dan mengakhiri ritual dengan membakar kertas.

Menurut keterangan Andi, warga Tionghoa menganggap lilin merah besar sebagai pelancar rejeki dan percaya bahwa pembakaran kertas akan membuat doa mereka terkabul.

Di sisi lain, pergantian tahun juga diramaikan oleh pasar ikan bandeng yang menurut Andi merupakan persilangan budaya Betawi dan Tiongkok.

Pada masa lalu, tidak hanya etnis Tionghoa yang mengkonsumsi ikan lambang kekayaan berlimpah tersebut pada tahun baru Imlek melainkan juga warga Betawi yang berbondong-bondong mengirim bandeng untuk para mertua.

"Ini merupakan khas Tionghoa yang ada di Jakarta karena merupakan persilangan budaya Betawi," kata Andi.

Pada tahun Kambing Kayu ini, ia berharap kondisi Indonesia secara keseluruhan akan menjadi lebih tenang tanpa gejolak sesuai dengan karakter kayu.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh warga Mangga Dua, Fajar Prasetya, yang mengunjungi Vihara Dharma Bhakti pada Kamis pagi.

"Saya berharap tahun negara ini tidak lagi bergejolak dan semua orang tidak lagi meributkan identitas suku dan budaya melainkan bersatu dalam ke-Indonesia-an," kata dia.

"Tahun Kambing Kayu merupakan momentum yang tepat untuk menciptakan rekonsiliasi sosial," kata dia.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015