New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena risalah pertemuan terakhir Federal Reserve menunjukkan pejabat khawatir bahwa kenaikan suku bunga terlalu cepat akan mengurangi pemulihan ekonomi AS.
Para pembuat kebijakan Fed mencatat dalam risalah yang dirilis pada Rabu bahwa pasar internasional secara keseluruhan lemah dan penurunan ekspektasi inflasi di negara itu telah mempengaruhi kepercayaan bank sentral untuk kemungkinan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, lapor Xinhua.
"Beberapa peserta melihat pelemahan terus-menerus inflasi inti sebagai kekhawatiran," kata menit.
Sementara itu, data ekonomi AS yang keluar kebanyakan negatif. Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Rabu indeks harga produsen (PPI) disesuaikan musiman untuk permintaan akhir menurun 0,8 persen pada Januari, sementara harga permintaan akhir bergerak turun 0,2 persen pada Desember dan November. Itu merupakan penurunan PPI bulan ketiga berturut-turut.
"Housing starts" (indikator ekonomi yang menghitung jumlah rumah baru yang dibangun per bulan) milik swasta AS turun dua persen pada Januari dari bulan sebelumnya ke tingkat tahunan 1,065 juta unit, gagal memenuhi ekspektasi pasar 1,07 juta unit, Departemen Perdagangan melaporkan Rabu.
Produksi industri untuk Januari berbalik naik 0,2 persen setelah penurunan 0,3 persen pada Desember, sedikit di bawah konsensus pasar, Federal Reserve mengatakan Rabu.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,1378 dolar dari 1,1411 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5439 dolar dari 1,5357 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7817 dolar dari 0,7815 dolar.
Dolar AS dibeli 118,77 yen Jepang, lebih rendah dari 119,29 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9436 franc Swiss dari 0,9368 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2425 dolar Kanada dari 1,2386 dolar Kanada.
(T.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015