Real Betis tidak memiliki pengetahuan, atau berpesta atau akan mengadakan pesta, sekarang atau selamanya, terhadap tindakan apapun yang mengandung serangan terhadap integritas kompetisi."
Madrid (ANTARA News) - Real Betis bergabung dengan Espanyol dan Osasuna dalam membantah adanya keterlibatan dalam tudingan pengaturan sejumlah pertandingan Liga Spanyol pada akhir musim lalu.
Espanyol dan Osasuna bereaksi cepat pada Selasa untuk membantah laporan-laporan media Spanyol, yang mengatakan mereka sepakat untuk bermain imbang pada satu pertandingan yang dimainkan sebelum pertandingan terakhir musim lalu, lapor Reuters.
Laporan-laporan yang berkembang pada Rabu mengatakan bahwa pertandingan Betis melawan Real Valladolid, yang dimenangi Betis dengan skor 4-3, juga sedang diperiksa secara mendalam oleh liga profesional (LFP).
Espanyol akhirnya berhasil mempertahankan status sebagai tim strata atas di hari terakhir, sedangkan Osasuna, Betis, dan Valladolid terdegradasi.
"Real Betis tidak memiliki pengetahuan, atau berpesta atau akan mengadakan pesta, sekarang atau selamanya, terhadap tindakan apapun yang mengandung serangan terhadap integritas kompetisi," kata klub yang bermarkas di Sevilla itu pada situs resmi mereka (www.realbetisbalompie.es) pada Rabu.
"Real Betis akan bekerja sama dengan LFP dan otoritas apapun yang diwajibkan untuk mengintervensi untuk menjelaskan fakta-fakta yang diperiksa, menempatkan semua personelnya, berarti dan mendukung dokumen-dokumen pada penetapan mereka," tambah mereka.
Valladolid sampai saat ini belum dapat dimintai komentar.
Pada Desember, pelatih timnas Jepang saat itu Javier Aguirre, gelandang Manchester United Ander Herrera, kapten Atletico Madrid Gabi, dan 38 nama lainnya masuk dalam daftar tudingan kasus pengaturan pertandingan yang melibatkan pertandingan antara Real Zaragoza dan Levante pada musim 2010/2011. Semua nama itu membantah melakukan hal-hal yang keliru.
Aguirre, yang melatih Espanyol pada musim lalu, dipecat oleh Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) pada bulan ini di tengah kecemasan skandal itu akan mempengaruhi upaya tim untuk menembus Piala Dunia berikutnya.
(Uu.H-RF/B012)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015