Di saat yang sama, negara-negara tetangga di kawasan juga melakukan tekanan terhadap para milisi tersebut.
"Senjata-senjata dan peralatan juga disita dan beberapa di antaranya dihancurkan," kata juru bicara departemen pertahanan, Mayor Jenderal Chris Olukolade, dalam sebuah pernyataan. "Namun, dua tentara kehilangan nyawa sementara 10 lainnya mengalami luka-luka," tambahnya.
Pernyataan militer itu tidak dapat dipastikan kebenarannya. Pasukan Nigeria di masa lalu dituduh membesar-besarkan jumlah musuh yang tewas dan mengurangi jumlah kehilangan dari pihak mereka sendiri serta para warga sipil yang terjebak di antara pertempuran.
Sementara itu, pasukan Kamerun, yang didukung oleh angkatan udara Chad, melancarkan serangan udara dan menggunakan persenjataan berat terhadap Boko Haram di desa Gourgouroon, di perbatasan Nigeria-Kamerun, kata juru bicara angkatan darat Kamerut, Kolonel Didier Radjeck.
Serangan-serangan tanpa henti oleh Boko Haram terhadap militer dan sipil telah menewaskan ribuan orang sejak kelompok itu meluncurkan serangan brutal dalam rangka mendirikan negara Islam pada pertengahan 2009. Situasi tersebut mengancam stabilitas di negara Afrika dengan perekonomian terbesar dan penghasil minyak terkemuka itu.
Namun dalam dua minggu terakhir ini, gelombang serangan telah berbalik mengarah kepada mereka karena negara-negara tetangga Nigeria, yaitu Chad, Kamerun dan Niger, telah meningkatkan serangan-serangan militer yang terkoordinasi.
Chad, Kamerun dan Niger adalah negara-negara yang juga mengalami gangguan-gangguan oleh para pemberontak Boko Haram. Demikian lapora Reuters.
(Uu.T008)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015