Ini momentum bagi kita untuk mengajak AFC berbicara yang lebih detail lagi. Apakah prasyarat yang dipenuhi klub atau operator liga sudah memenuhi standar AFC atau tidak,"Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengimbau kepada pihak Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk meninjau kembali rincian persyaratan yang harus dipenuhi klub maupun operator liga dan menilai sudah memenuhi standar AFC atau tidak.
"Ini momentum bagi kita untuk mengajak AFC berbicara yang lebih detail lagi. Apakah prasyarat yang dipenuhi klub atau operator liga sudah memenuhi standar AFC atau tidak," kata Imam saat konferensi pers penundaan kompetisi ISL 2015 di Kantor Kemenpora, Rabu.
Menpora Imam Nahrawi memutuskan untuk menunda kompetisi sepak bola terbesar di Tanah Air tersebut hingga dua minggu mendatang, yakni pada 4 Maret 2015 karena sebagian besar klub dan PT Liga Indonesia belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BOPI.
BOPI pun belum bisa menerbitkan rekomendasi izin keramaian dan tentu saja berdampak pada mundurnya laga pembuka ISL 2015 antara Persib Bandung melawan Persipura Jayapura yang semula dijadwalkan pada 20 Februari 2015.
Namun demikian, Imam memastikan BOPI akan mengeluarkan rekomendasi untuk dua klub tersebut yang akan tampil di AFC Cup.
Ia membuat pengecualian terhadap klub yang bertanding di AFC mengingat pertandingan yang akan dihelat di kandang Persib tersebut sudah menjadi kesepakatan lama untuk tetap diselenggarakan sesuai jadwal.
Persib akan tampil di AFC Cup melawan juara Liga Maladewa, New Radiant, di Stadion Si Jalak Harupat pada 25 Februari 2015.
"Saya kira BOPI akan segera mengeluarkan remondasi. Terkait dengan AFC, sesungguhnya adalah produk lama yang sudah disepakati jadi tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mengeluarkan rekomendasi kepada kepolisian," kata Imam menambahkan.
Penundaan ISL diakui telah mengecewakan banyak pihak, namun Imam mengatakan penundaan ini menjadi momentum untuk memulai kompetisi yang profesional dengan melewati mekanisme dan proses yang jelas sehingga tidak banyak yang dirugikan, seperti kasus gaji pemain dan pelatih yang menunggak tidak terulang lagi di ISL berikutnya.
"Terkait dengan risiko yang ada, itu menjadi konsekuensi, tetapi saya berharap seluruh masyarakat bangsa untuk memaklumi. Yakinlah kita akan mendapat hasil yang baik di masa datang," kata orang nomor satu di Kemenpora tersebut.
Pewarta: Mentari DG
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015