Jakarta (ANTARA News) - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tahun ini bertindak tegas untuk menunda kompetisi Indonesia Super League 2015 karena banyak kasus gaji pemain dan pelatih yang tidak dibayarkan setelah ISL bergulir seperti pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, BOPI akan aktif mendampingi para klub untuk memenuhi syarat administratif hingga 4 Maret mendatang.
"Kepengurusan (BOPI) yang sekarang ini berdasarkan UU No 3 Tahun 2005 serta statuta FIFA dan AFC. Semua yang kami persyaratkan kepada PT Liga dan klub berorientasi pada peraturan tersebut," kata Ketua Umum BOPI Noor Aman saat konferensi pers penundaan ISL 2015 di Kantor Kemenpora, Rabu.
Noor Aman menegaskan penundaan ISL 2015 bertujuan menghindari penunggakan gaji pemain dan pelatih yang terulang setiap tahunnya.
Oleh karena itu, BOPI pun mewajibkan pada PT Liga dan klub peserta ISL menyerahkan bukti pelunasan gaji pemain dan pelatih sebagai salah satu syarat untuk menerbitkan rekomendasi penyelenggaraan ISL.
Namun demikian, PT Liga dan klub peserta ISL nampaknya tidak mengindahkan segala persyaratan yang wajib dipenuhi kepada BOPI hingga tenggat waktu yang ditetapkan pada 6 Januari 2013, yakni dua minggu sebelum "kick-off" perdana dimulai.
Pada kenyataannya, sejak April 2014, BOPI telah mengirim surat permintaan kepada induk cabang olahraga, termasuk PT Liga Indonesia untuk mengirimkan data yang terkait dengan organisasi, manajemen, sumber daya manusia, kepengurusan PT Liga Indonesia maupun klub profesional.
Namun, surat tersebut belum pernah direspons hingga BOPI mengirim surat kembali pada 6 Januari 2015 untuk menilai kelayakan atlet, klub, bahkan PT Liga sebagai operator ISL.
BOPI berharap paling lambat pada 19 Januari 2015 mendapatkan cukup waktu untuk memverifikasi dokumen sampai akhirnya pada 23 Januari 2015, ISL baru mengirimkan data administratif tersebut dengan persyaratan yang sebagian besar belum dipenuhi.
Hingga pada 13 Februari 2015, seminggu sebelum "kick-off" dimulai pada 20 Februari 2015, data yang terpenuhi baru mencapai 30 persen kemudian bertambah 50 persen setelah komunikasi intens dilakukan dengan PT Liga.
Akhirnya, BOPI pun memberi kelonggaran bagi klub untuk menyerahkan 3 syarat utama, yakni bukti pelunasan gaji pemain, pelatih dan ofisial tim, surat kontrak kerja profesional pemain, pelatih dan ofisial tim, serta bukti pelunasan pajak, sementara syarat lainnya bisa diserahkan pada pertengahan musim.
Empat hari menjelang kick-off antara Persib dan Persipura, sisa kebutuhan data sebanyak 50 persen juga belum dipenuhi oleh sebagian besar klub yang berjumlah 18 klub.
Setelah verifikasi, BOPI pun akhirnya menyatakan ISL dan PT Liga belum layak diberikan rekomendasi dan menunda kompetisi hingga dua pekan mendatang.
Bentuk ketegasan ini memang memunculkan keberatan bagi banyak pihak, namun BOPI bersikeras akan aktif mendampingi para klub untuk memenuhi syarat administratif hingga 4 Maret 2015.
"BOPI akan pro aktif dan terus menjalin komunikasi dengan para klub. Kami siap mendampingi," kata Noor Aman yang menjadi ketua BOPI sejak Desember 2014 itu.
Pewarta: Mentari DG
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015