Karimun, Kepri (ANTARA News) - Ribuan lampion yang memancarkan cahaya kemerah-merahan menerangi kawasan permukiman padat penduduk di Meral, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (18/2) malam, menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2566.
Penyalaan ribuan lampion tersebut diresmikan Bupati Karimun Nurdin Basirun didampingi anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan tokoh masyarakat Tionghoa di Vihara Cetya Vidya Sagara.
"Pesta lampion tidak hanya tradisi masyarakat Tionghoa ketika merayakan Tahun Baru Imlek, tapi juga menjadi salah satu khazanah budaya daerah yang memiliki daya tarik pariwisata," kata Bupati Nurdin Basirun di sela-sela peresmian pesta lampion itu.
Nurdin mengatakan, pesta lampion yang digelar setiap tahun di Meral yang merupakan permukiman mayoritas warga Tionghoa, adalah pesta rakyat yang tidak hanya untuk menyeramarakkan suasana kota, tetapi menjadi cerminan kondisi sosial kemasyarakatan yang harmonis, rukun dan damai di tengah keanekaragaman suku, agama, ras dan adat istiadat.
"Karimun sudah teruji soal kerukunan masyarakatnya. Pesta lampion menjadi bukti bahwa semua komponen masyarakat dapat hidup berdampingan dengan rukun, ini bisa kita lihat dengan antusias warga untuk menonton yang tidak hanya dari warga Tionghoa, tetapi juga warga suku atau agama lain," ucapnya.
Dia berharap pesta lampion menjadi tradisi yang terus dilestarikan, khususnya di Meral yang mayoritas dihuni warga Tinghoa. Namun demikian, ia mengimbau agar pesta lampion tersebut tetap mematuhi koridor hukum dan menghormati suku atau agama lain.
Ia juga mengucapkan selamat menyambut Tahun Baru Imlek 2566 kepada masyarakat Tionghoa, berbagai kegiatan yang digelar selama perayaan tahun baru tersebut ia harapkan menjadi wahana pemersatu seluruh komponen masyarakat.
Sementara itu, salah seorang tokoh pemuda Tionghoa Meral, Ahong mengatakan, pesta lampion merupakan tradisi rutin setiap menyambut Imlek.
Menurut Ahong, pesta lampion tersebut dibiayai secara gotong-royong yang bertujuan untuk menyeramakkan perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Jumat (19/2).
"Kegiatan ini untuk menghibur masyarakat. Lihat saja, warga beramai-ramai menyaksikan jalan-jalan kota diterangi cahaya merah lampion," kata dia.
Seorang warga Murni mengatakan sengaja berjalan-jalan bersama dua anaknya untuk menyaksikan pesta lampion. "Kami ingin cari hiburan, di rumah juga tidak ada kegiatan. Jadi, lebih baik keliling melihat lampion, sekalian mencari jajanan di bazar Imlek," ucapnya.
Lampion adalah sejenis lampu yang ditutupi wadah berbentuk oval, terbuat dari plastik atau kertas merah. Zaman kini, lampu dalam lampion tersebut merupakan lampu pijar listrik yang memantulkan cahaya merah dipengaruhi wadah yang menutupinya.
Lampion tersebut digantung berjejer menggunakan tali saling menyilang di sejumlah ruas jalan di sejumlah kelurahan di Kecamatan Meral, terutama di jalan lintas Meral-Tanjung Balai Karimun, diselingi lampu hias aneka warna.
Selain pesta lampion, Vihara Cetya Vidya Sagara, salah satu klenteng atau vihara tertua di Karimun juga menggelar bazar Imlek yang menyediakan aneka makanan dan minuman untuk dinikmati masyarakat dengan harga lebih murah 20 persen dari harga pasaran.
Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015