Jakarta (ANTARA News) - Ancaman terorisme di Indonesia selama akhir tahun ini dan tahun 2007 cenderung turun dibandingkan lima tahun silam, kata Kepala Desk Koordinator Pemberantasan Terorisme (DKPT), Ansyaad Mbai. Kecenderungan itu didasarkan pada makin banyaknya pelaku-pelaku terorisme yang ditangkap dan telah menjalani hukuman, kata Kepala DKPT Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan itu ketika dikonfirmasi ANTARA News, di Jakarta, Rabu. Setelah menghadiri seminar "Pencegahan Terorisme Melalui Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan" ia mengatakan, meski begitu Indonesia harus tetap mewaspadai setiap potensi ancaman yang mengarah pada tindak kriminal terorisme. Dikemukakannya, saat ini aparat keamanan telah berhasil menangkap 325 pelaku terorisme, 200 di antaranya sudah diproses hukum, lima dihukum mati, 85 dibebaskan dan satu tewas atas nama Dr Azahari. Ansyaad mengatakan, penyebab maraknya aksi teror di Indonesia masih didominasi oleh kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. "Itu masalah pemerintah. Tetapi yang jelas, dalam memerangi terorisme perlu dilakukan langkah nyata yang komprehensif dengan melibatkan sekuruh komponen pemerintah dan masyarakat," ujarnya. Ansyaad menambahkan, untuk memerangi terorisme perlu dilakukan penanganan hulu berupa radikalisasi ideologi yang didasari pemahaman ekstrim keagamaan, upaya komprehensif di bidang politik dan ekonomi serta mendirikan pusat kajian radikalisme. Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar pada kesempatan lain mengatakan, menjelang akhir 2006 dan 2007 aksi terorisme di Indonesia cenderung menurun meski masih ada pelaku-pelaku teror yang belum ditangkap. "Prediksi saya cenderung mengalami penurunan, tetapi potensi itu tetap ada ya sampai 2007-lah," katanya. Ia mengatakan, pemerintah dan aparat termasuk BIN terus melakukan koordinasi untuk memburu para pelaku-pelaku teror, termasuk bekerjasama dengan aparat keamanan dan intelijen dari negara lain. Tentang jaringan terorisme internasional di Indonesia, Syamsir mengatakan, terus ditelusuri keberadaannya dan diburu. (*)
Copyright © ANTARA 2006