Jakarta (ANTARA News) - Kemungkinan suku bunga acuan Bank Indonesia, BI rate, turun menjadi satu digit pada Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (7/12), sangat besar karena faktor-faktor internal dan eksternal sangat mendukung. "BI rate bisa turun menjadi 9,75 persen dari sebelumnya 10,25 persen," kata analis PT Millenium Danatama Sekuritas, Ahmad Riyadi, di Jakarta, Rabu, saat ditanya kemugkinan penurunan BI rate. Ia mengatakan angka inflasi terus turun sehingga ada ruang bagi BI untuk menurunkan BI rate. Angka inflasi November 2006 sebesar 0,34 persen, inflasi tahun kalender (Januari - November 2006) 5,32 persen dan inflasi "year on year" (November 2005-November 2006) sebesar 5,27 persen. Ahmad Riyadi juga memperkirakan tidak akan ada pelarian modal jika BI rate turun, karena perbedaan dengan suku bunga AS, Fed Fund, masih cukup besar, sehingga rupiah masih menarik. Saat ini suku bunga the Fed sebesar 5,25 persen. Ia mengatakan jika BI rate turun, maka akan menggerakan sektor riil. "Penurunan BI rate akan membuat sektor usaha akan bergerak pada 2007," katanya. Saat ini BI Rate sebesar 10,25 persen. Pada Desember 2005 besaran BI rate adalah 12,75 persen. BI rate turun pertama kali tahun ini pada 9 Mei, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 12,50 persen. Pada 6 Juni tetap 12,50 persen. Namun setelah itu BI rate terus turun. Pada Juli menjadi 12,25 persen, Agustus 11,75 persen, September 11,25 persen, Oktober 10,75 persen, dan terakhir November 10,25 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2006