... warga Mesir marah dan mendesak as-Sisi segera melakukan pembalasan...
Kairo (ANTARA News) - Kairo melancarkan serangan udara terhadap IS (Daulah Islam), di Libya, Senin, setelah milisi ekstrim garis kanan itu menyiarkan video pemenggalan 21 umat Kristen Koptik berkewarganegaraan Mesir.

Militer Mesir mengungkapkan, serangan udara pada pagi hari itu mengenai sejumlah pangkalan dan gudang penyimpanan senjata milik IS.

Kepada AFP, sejumlah saksi menyatakan menyaksikan tujuh serangan udara di wilayah Derna, benteng kelompok garis keras itu, sejak Muamar Gaddafi digulingkan dari kekuasaan pada 2011.

Serangan pada Senin itu merupakan gerakan pertama tentara Mesir dengan sasaran IS di negara tetangganya tersebut. Sebelumnya, Kairo selalu menolak menggunakan kekuatan di Libya.

"Pasukan bersenjata pada Senin melancarkan serangan udara di Libya dengan target pangkalan Daesh yang selama ini menjadi tempat berkumpul, pelatihan, dan penyimpanan senjata," kata pihak militer dalam pernyataan tertulis. Daesh adalah singkatan bahasa Arab untuk ISIS.

"Pembalasan terhadap darah warga Mesir dengan menyerang para penjahat dan pembunuh adalah kewajiban yang harus kami jalankan," tulis militer.

Serangan udara tersebut muncul beberapa jam setelah Presiden Mesir, Abdul Fattah as-Sisi, mengancam akan memberi "respon yang sesuai" terhadap pembunuhan warga Mesir yang sedang berada di Libya untuk mencari pekerjaan.

Sementara itu stasiun televisi Mesir berulangkali menayangkan detik-detik video menjelang prosesi pemenggalan. Dalam video itu, nampak sejumlah anggota ISIS berpakaian hitam menggiring para tawanan ke arah pantai sebelum memaksa mereka berlutut.

Penayangan video secara berulang, kemudian ditambah penyebaran gambar memerahnya ombak di pantai karena darah, membuat warga Mesir marah dan mendesak as-Sisi segera melakukan pembalasan.

Pemenggalan itu juga memicu kecaman dari antarbangsa. Gedung Putih menyebut tindakan ISIS sebagai hal sangat hina.

Presiden Prancis, Francois Hollande, yang tengah mengupayakan kesepakatan penjualan pesawat tempur Rafaele dengan Mesir, menyatakan kekhawatiran atas penyebaran ISIS di Libya.

Di sisi lain, Gereja Koptik dalam pernyataannya yakin para pembunuh akan diadili. Sementara Universitas Al-Azhar yang terkenal atas pengajaran agama Islam juga mengecam pembantaian barbar ISIS itu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015