Ini tidak akan ketemu, peraturan kita berbeda, jadi memang tidak bisa dipaksakan

Bogor (ANTARA News) - Indonesia menyatakan batal memberikan fasilitasi bebas visa bagi wisatawan mancanegara (wisman) asal Australia yang akan berkunjung ke Indonesia karena adanya perbedaan kebijakan di antara kedua negara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya di Istana Bogor, Senin, setelah melakukan Rapat Terbatas bidang Pariwisata yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia dan Australia memiliki kebijakan yang berbeda satu sama lain terkait visa.

"Australia menganut kebijakan universal visa yang mewajibkan siapapun warga negara asing yang akan datang ke Australia harus menggunakan visa sedangkan Indonesia menganut paham resiprokal untuk pembebasan visa," katanya.

Itu artinya Indonesia akan membebaskan visa bagi warga negara yang negaranya pun memberlakukan kebijakan serupa kepada Indonesia.

"Ini tidak akan ketemu, peraturan kita berbeda, jadi memang tidak bisa dipaksakan," katanya.

Oleh karena itu, Pemerintah membatalkan rencana untuk memberlakukan kebijakan bebas visa dari yang sebelumnya lima negara termasuk Australia menjadi hanya empat negara yakni Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia.

"Untuk Jepang sudah bersedia, sedangkan untuk Tiongkok pada level pembicaraan Menteri Pariwisata kedua negara sudah oke tinggal ditindaklanjuti oleh Menteri Luar Negeri. Sementara dua negara lainnya sedang proses," katanya.

Menteri mengatakan Pemerintah menyadari pembebasan visa merupakan cara tercepat untuk mendatangkan wisman ke Indonesia.

"Visa memang mendatangkan penerimaan negara 25 dolar per wisman tapi, wisman yang berlibur ke Indonesia spending-nya paling sedikit 1.200 dolar per orang. Jadi dari sisi ekonomi tidak ada masalah," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015